Assiry gombal mukiyo, 30 Oktober 2014
Setiap manusia, terlepas dari seberapa cerdas dan jeniusnya dia, dari
tukang gorengan hingga lurah, tukang tambal ban hingga ilmuwan, penganut
ilmu kejawen, jablay, germo atau gigolo hingga sekelas wali, rasul dan
nabi mempunyai satu bentuk kodrat alamiyah yang Tuhan ciptakan agar ia
selalu menemukan hikmah, pengetahuan yang tersirat, mutiara kehidupan
maupun nilai subantasi tentang dirinya serta apa saja yang disebut
saliik (Sang pencari) bentangan dari sekian jalan ( Turuq) dengan metode dan mencari jalan yang benar agar ma'rifatullah ( Tariqah).
Kodrat inilah yang membedakan antara manusia sebagai khalifah dengan
bangsa tak kasat mata Jin, Iblis dan Malaikat sebagai abdi Tuhan. Ruh
khalifat inilah yang akhirnya membuat manusia menemukan kreativitas,
system manajerial hidup, tatanan bernegara, bersosial, hubungan makhluk
dengan Tuhan maupun reduksitas manusia yang bisa berganti-ganti wajah
menjadi Iblis atau Malaikat.
Bangsa lain Jin, Iblis, dan Malaikat
hanya menjadi pola supremasi ketaatan perintah Tuhan yang disematkan
pada mereka. Jika Allah perintahkan malaikat bersujud kepada Adam As, ya
sudah tanpa cincong tanpa banyak bacot seperti Doktor dan Professor di
Negeri ini maka sujudlah mereka.
Beda urusan dengan Iblis, kisah
Iblis anda harus bisa membaca dari sisi mana. Multi intepretasi. Yang
aku baca adalah begitu taatnya Iblis kepada Allah sehingga ia tidak mau
membagi taatnya kepada Adam. Iblis tidak ingin memadu cinta, ia tidak
ingin poligami. Bentuk prinsip yang tak bisa ditukar oleh apapun, dengan
bagaimanapun. Sekalipun ia harus berkorban dengan pengorbanan yang ia
sendiri harus terima hingga anak cucunya kelak sampai yaumil Qiyamah.
Dari Iblis kita belajar kesetiaan, kepatuhan mutlak, liniersi cinta,
kesejatian prinsip, pengorbanan dan tanggung jawab moral. Iblis betul
-betul "nggombal Mukiyo", Iblis begitu merendahkan diri serendah
-rendahnya , Iblis "ora popo" ketika Tuhan sebut sebagai aduwwun mubin
(musuh yang nyata), Ar-Rajim (yang terkutuk).
Baginya, Jiwanya
sudah Manunggaling Kawula lan Gusti. Seluruh anatomi tubuhnya, sel-sel
otaknya, jiwanya yang ada hanyalah Allah. Lalu, beberapa abad kemudian,
kita mencaci maki Iblis, mengutuknya diberbagai forum. Di seminar,
halaqah ilmiah, pengajian, presentasi makalah, khutbah jum’at, diskusi
bahkan saat kita gagal dalam hidup midalnya Iblis kita jadikan kambing
hitam dan lain-lain.
Lha wong, kita sendiri saja tidak faham
siapa kita. dan akhirnya benar-benar tidak mau menggali sesungguhnya
siapa itu manusia. Manusia sudah semakin tidak mengenali dirinya
sendiri, apalagi mengenali Setan atau Iblis, sehingga tidak pernah sadar
atau instingitif mengetahui apakah ia sedang dipengaruhi oleh setan,
apakah sedang didorong dan dimotivasi oleh si Setan.
Ah..seandainya
aku dititipi ilmu manteg aji ngrogoh sukmo oleh Tuhan untuk
berinteraksi dengan Setan seperti Guru saya "Mbah Datuk mohammad Sokram
Undaan lor Kudus, Jawa Tengah, maka sudah pasti aku akan bilang “
Ngapunten wahai makhluk Allah yang terbuat dari api, kita para manusia
belum ta’arufan dengan sampeyan. Jadi, kalau mereka mengada-ada, membuat
definisi tentang sampeyan, segala keburukan dan nilai kegelapan
diorentasikan kepada bangsa anda, saya mewakili bangsa manusia mohon
maaf yang sedalam -dalamnya kang mas Iblis.
Lha sampeyan sendiri
ya tidak mau memperkenalkan diri sih. Di dalam Al-Qur’an diceritakan “
Dan ketika dikatakan kepada malaikat: bersujudlah kepada Adam, maka
bersujudlah mereka, kecuali Iblis, karena sombong dan lalai…”
_____________________________________________________________________
Diam-diam, ketika aku ngopi di warung Mak Tulkiyem baru saja dengan
Setan, ia berujar : “Kami sengaja tidak bersujud kepada Adam, kami minta
satu periode waktu saja kepda Tuhan untuk membuktikan tantangan kenapa
kami tidak bersujud kepda Adam. Hari ini saya nyatakan: Tidak relevan
Iblis bersujud kepada Adam, karena anak turun Adam sekarang sudah
beramai-ramai, berbondong-bondong untuk menyembah Iblis”.Si Setan dengan
santainya berujar dan mbanyol sambil nyerutup kopi dan sesekali
menghisap rokok TING WE ( red: Linteng dewe) Bagai Bu Susi menteri baru
kita yang hobby merokok itu.
Respon Cepat