Assiry gombal Mukiyo, 12 Februari 2015
Pandangan NU dan Ketua NU Kiai Said Agil sudah jelas, syiah adalah
Islam yang sah. Boleh berbeda pandangan tapi hidup bersama adalah
keniscayaan. Saya sendiri menyayangkan fatwa MUI indonesia yang
memfatwakan bahwa syiah itu Sesat. Mbok ya jangan saling tuding dengan
kata sesat dan menuduh kelompok lain kafir.
Orang-orang yang
menentang syiah adalah yang buta sejarah, pertarungan politik abad 7
tidak layak dibawa-bawa ke abad internet. Islam itu terbagi menjadi 3
aliran besar Sunni, Syiah, Ibadi dan puluhan aliran kecil. Semua sah dan
layak hidup.
Sedikit saran saja untuk Guru kami tercinta
KH.Arifin Ilham. Kalau sampean belum khatam membaca dan memahami
sejarah Islam dengan benar, mbok ya ndak usah jadi Kiyai. Ini yang jadi
rancu dan mengakibatkan baku hantam antar kelompok dalam Islam. Dengan
sampean menuding-nuding kelompok ini sesat, atau kelompok itu kafir.
Nabi Muhammad itu sudah jelas jadi teladan kita semuanya. Kalau kita
"ndak"meneladankan Nabi sebagai cermin, terus kepada siapa lagi. Duh
Gusti Allah..........kang Murbeng Dumadi
Allah sudah menjelaskan dengan gamblang dalam Al Qur an (Surat attaubah:128).
Laqod jaakum Rasulum min anfusikum", sungguh kami telah mendatangkan
kepada kalian manusia, Rasulun, (itu seorang utusan). Allah Ta'ala
disini menekankan dengan mengatakan:"min anfusikum", dari jenis kita
yakni jenis manusia. Bukan manusia biasa, tapi manusia luar biasa. Di
buktikan dengan keluarbiasaan Rasulullah pada firman Allah selanjutnya
“‘Azizun alaihi ma annitum”,( menanggungkan derita umat)itu penjelasan
Allah yang pertama. kedua “Harisun alaikum ”, (rasa cinta pada umat).
Yang ketiga “bilmuminina Ro’ufur rohimun”, (rasa kasih sayang pada kaum
beriman).
KH.Arifin Ilham..... Tiga sifat ini saja mbok ya
sampean miliki sebagai figur Kiyai yang sudah sudah masyhur. Kiyai yang
"ngetop markotop" dan juga dimiliki oleh siapa saja yang sudah kadung
dianggap publik sebagai seorang mubaligh. Keberhasilan seorang mubaligh
bergantung sebarapa besar rasa ‘azizun alaihi ma annitum’ dalam
dirinya. Sebab, itulah dasar pertama untuk mengajak kejalan Allah.
Mubaligh harus pula membawa misi “Harishun alaikum”, dan tentu saja,
“Bil mukminina Roufur rohim”. Bila mubaligh bisa membawa ini, dalam amar
ma’ruf nahi munkar yang dilakukannya, dia tidak akan mendahulukan hawa
nafsu dan egonya semata.
Perumpamaan 'bilmukminina roufurrohim',
seperti kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Kerasnya orang tua
terhadap anak bukan berarti kebencian, kerasnya orang tua terhadap anak
bukan berarti kekejaman, kerasnya orang tua terhadap anak walaupun
lahirnya kelihatan keras tapi penuh arti kasih sayang.
Contoh
kecil saja, beberapa hari lalu saya tegur anak saya yang baru berumur 4
th. Dia naik di asrama PSKQ Modern lantai 1 dan main loncat-loncatan
dipinggir lantai. Padahal itu sangat berbahaya karena jika jatuh tak
ayal bisa mengakibatkan cedera yang tidak ringan.
Saya peringatkan
beberapa kali tapi masih juga bandel akhirnya saya naik ke lantai
1asrama PSKQ Modern jewer kupingnya dengan pelan agar jera, sambil
menasehati dan memberi pengertian dengan lembut. Bukan menghardik
apalagi memaki. Karena ini bisa berakibat fatal terhadap psikologi anak.
Ini tentu ndak jauh berbeda ketika kita menghadapi ummat yang beragam
dan berbeda maqam pemikiran dan pemahamannya terhadap Islam.Umat
Kristen Katolik dan Kristen Protestan yang dulu saling membunuh
sekarang sudah sadar dan rukun, umat Islam jangan sampai bodoh
berlarut-larut sampai berabad-abad.
www.islamtoleran.com/sebut-syiah-sesat-majelis-az-zikra-ar…/
Respon Cepat