Yang mempercepat
orang mencapai derajat yang tinggi di sisi Allah Swt. bukanlah frekuensi
shalat dan puasa. Bukankah semua ibadah itu hanyalah ungkapan rasa
syukur kita kepada Allah, yang seringkali jauh lebih sedikit dari
anugerah Allah kepada kita? Tapi bukan berarti anda cukup dermawan saja
ndak usah sholat atau puasa, ini juga ndak bener brow. Kedermawanan
adalah salah satu buah dari jutaan buah dari pohon yang kita sebut
sebagai Sh
Yang sangat cepat mendekatkan diri kepada Allah, justru yang paling
utama itu adalah al-sakha (kedermawanan). Berjalan menuju Allah berarti
meninggalkan rumah kita yang sempit –keakuan kita. Keakuan ini tampak
dengan jelas pada “aku” sebagai pusat perhatian. Seluruh gerak kita
ditujukan untuk “aku”. Kebahagian diukur dari sejauh mana sesuatu
menjadi “milikku.” Orang yang dermawan adalah orang yang telah
meninggalkan “aku.” Ia sudah bergeser ke falsafah “Untuk Dia”. Apapun
yang dilakukannya tujuannya bukan untuk diri sendiri tapi lebih kepada
orang lain yang sesungguhnya tujuannya untuk "Dia" semata.
Karena
itu Nabi Saw. bersabda, “Orang dermawan dekat dengan manusia, dekat
dengan Tuhan dan dekat dengan surga. Orang bakhil jauh dari manusia,
jauh dari Tuhan dan dekat dengan neraka”. Tanpa kedermawanan, shalat,
shaum, haji dan ibadah apa pun tidak akan membawa orang dekat dengan
Tuhan. Dengan kebakhilan, makin banyak orang melakukan ibadat justru
makin jauh dia dari Tuhan. Kita cenderung dermawan tapi hanya lipstik
dan topeng. Pernah ada Ustaz di TV berkelakar "Marilah bersedekah dan
berbagi agar makin berlipat harta kita". Ini yang agak
aneh.....Tujuannya kita kan seharusnya memang memberi bukan karena
memberi tapi niatnya biar makin berlipat -lipat hasilnya. Ini kan bukan
dermawan tapi konsep "dagang".
Dermawan itu jika anda merasa apa yang anda berikan itu seperti anda "beol".
Memberi itu mengeluarkan bukan menghasilkan atau mendapatkan sesuatu dari yang sudah kita berikan.
Orang yang dermawan sudah lama masuk dalam cahaya Tuhan, sebelum mereka
masuk ke surganya. Kedermawanan telah membawanya dengan cepat ke
stasiun-stasiun terakhir dalam perjalanannya menuju Tuhan.
Illustrasi:
Foto karya Assiry art team works di kubah Masjid Agung DPRD SumSel, Palembang diameter 11 m.
www.assirykaligrafimasjid.com
Respon Cepat