Assiry gombal mukiyo, 16 Mei 2015
Semakin saya belajar sains, semakin saya tahu kenapa manusia begitu
terobsesi dengan cinta antar anak manusia, karena ternyata otak manusia
punya mekanisme yang sama mendapatkan dophamine dengan mendapatkan cinta
romantik atau mengkonsumsi kokain. Kecanduan akan dophamine ini
menyebabkan manusia memuja cinta seperti seorang pecandu kokain yang
kecanduan dan selalu ingin mengkonsumsi kokain.
Yang pasti adalah kalau cinta manusia itu aman, berbeda dengan
dophamine dari kokain yang sangat berbahaya, dophamine cinta romantik
natural diproduksi otak, dan jika cinta sudah berubah menjadi kasih
sayang, ada tambahan oksitosin yang membuat manusia lebih tenang.
Walaupun karena dorongan kecaduan dophamine itu mayoritas manusia
akhirnya selingkuh dan mencari cinta-cinta baru yang menghasilkan
dophamine karena oksitosin tidaklah sebergairah dophamine.
Dari
sudut pandang ini, fakta bahwa sebagian besar manusia monogami sosial
tetapi tidak monogami seksual menjadi kelihatan benang merahnya. Hanya
sebagian kecil manusia istimewa saja yang bisa monogami sosial sekaligus
monogami seksual.
Mungkin saja di masa depan, diversifikasi
cinta manusia akan lebih kelihatan. Ketika misalnya dophamine bisa
dihasilkan dari nanobot yang bisa menghasilkan dophamine di otak dalam
skala yang aman, sebagian manusia tidak lagi perlu cinta romantik,
apalagi kebutuhan evolusi untuk beranak bisa diganti dengan kloning atau
bahkan digital immortality, hidup selamanya dalam alam digital.
Walaupun begitu, kebutuhan akan cinta dalam bentuk kasih sayang akan
terus ada, dalam hubungan antar individu diejawantahkan dalam oksitosin,
dalam hubungan masyarakat lebih besar diejawantahkan oleh mirror neuron
yang menumbuhkan rasa empati dan simpati.
Cinta akan selalu
menemukan relevansinya, hanya bentuknya saja yang akan berbeda di setiap
jaman, dan sains dan teknologi akan menjadi kawah zeitgeist
transformasi cinta dari waktu ke waktu.
Suatu saat akan ada
teknologi yang akan jauh lebih ampuh dari jampi-jampi, jaran goyang,
pelet, semar mesem, semar mendem, atau apapun itu. Teknologi itu bernama
Nano Brain Pacemaker yang akan mempengaruhi otak untuk mengeluarkan
hormon oksitosin, serotonin, dan dopamin yang menimbulkan perasaan cinta
pada orang tertentu dengan memasukkan memori terhadap seseorang itu ke
hippocampus.
Maka yang terjadi bukan lagi Jika cinta ditolak
Dukun bertindak melainkan menjadi jika cinta ditolak, maka Sains yang
bertindak.
Respon Cepat