Assiry gombal mukiyo, 07 Juni 2015
Nikah itu bukan mencari bahagia. Itu konsep yang salah. Nikah kok
mencari bahagia. Siapa saja yang menikah mencari bahagia. Saya pastikan
kecewa pada akhirnya.
Makanya ada konsep bahwa nikah diusia lima tahun pertama di jamin pasti
goyah. Nanti setelah lewat lima tahun baru stabil ini juga pandangan
yang keliru karena konsep nikahnya mencari bahagia.
Ketika sebelum nikah kamu telah menemukan bahagia dalam dirimu sendiri,
kamu sudah selesai dengan dirimu sendiri. Maka menikah adalah
urusannya membagi dan memberi kebahagiaan.Bukan mencari dan menuntut
kebahagiaan.
Jika bahagiamu telah
mensamuderai hidupmu maka sampah, kotoran, keburukan hidup, makian,
umpatan, hinaan dan cacian tidak akan merubah rasa bahagiamu dengan
terus memberikan rasa asin/kebahagiaan.
Lagi-lagi kita
sering tertipu oleh peribahasa “Badai pasti berlalu”, malam berganti
siang. Kita lupa bahwa hari yang cerah ini ya juga bisa berlalu, sama
saja
kan ?
Memangnya kamu fikir setelah badai berlalu terus habis badainya
dan tidak ada badai lagi. Jawabannya Tidak.
Dan bagi siapapun
yang belum menggenapkan hidupnya, carilah pasangan yang bukan hanya
sekedar bisa membahagiakan kita, tapi juga yang bisa menyederhanakan
kehidupan kita. Karena kebahagian selalu bermula dari kesederhanaan.
Semakin sederhana kita melihat kehidupan, semakin banyak kebahagiaan
yang akan kita dapatkan.
Puncak kebahagiaan kita yang
sesungguhnya adalah ketika kita sanggup membukakan pintu bagi
pembahagiaan itu sendiri meskipun perih hatimu.
Respon Cepat