Assiry gombal mukiyo, 04 Juli 2015
Fenomena banyaknya wanita berkerudung yang mengkhianati tujuan dari
essensi yang sesungguhnya. Berkerudung tapi masih terus melakukan
korupsi, selingkuh, bersuami beberapa orang( polyandri), dan sebagainya
menunjukkan bahwa kesalehan eksterior seseorang ternyata memang tidak
berkaitan dengan kesalehan interior.
Orang baik tidak cukup dilihat dari pakaiannya, tapi dari perbuatannya.
Jangan terpaku pada penampakan luar dan mengesampingkan yang lebih
esensial yaitu attitude dan akhlaq ( moral). Bukan berarti saya anti
kerudung. Sehingga membolehkan para muslimah berpakaian ketat dan
membuka aurat.
Ketika Tuhan menurunkan ayat tentang perintah berhijab itu tujuannya
adalah agar para wanita bisa menutup auratnya sehingga menjadi pribadi
yang terjaga dan terlindungi dari dosa.Kita juga tidak hanya
mementingkan kulit daripada isi, mementingkan yang remeh meninggalkan
yang inti, mementingkan ritual diatas substansi.
sekarang ini
pemakaian jilbab lebih mementingkan esensi pergaulannya belaka. bukan
karena rahmatan lil alamin..."ndak enak sama temen-temen di kantor
karena mereka berjilbab semua..." dan sejuta alasan lainnya. Akibatnya
mereka menutup aurat tapi dengan gaya "berjilbab gaul" atau yang
terkenal dengan jilboob, sehingga tampaklah sesuatu yang semestinya
harus ditutup. Belahan payudara kemana-mana, pakai baju lekbong, celana
super pendek dan ketat kalau duduk bokongnya yang super biar terlihat.
Ketika sadar ada pemuda yang "melototin" kemudian marah -marah " ngapain
mata lo lihat -lihat?".....
Jika pemuda itu adalah saya tentu
akan saya jawab " Yah salah sendiri dibuka kalau ditutup kan ndak
mungkin saya ngelihat, kalau nglihat sekali itu namanya anugerah tapi
kalo berulang kali baru dosa makanya saya nglihatnya sekali aja tapi
pake lama !".
Perintah Tuhan sebenarnya sudah jelas ko yakni
menutup aurat bukan membungkus aurat sehingga terlihat lekuk
tubuhnya.Kadang kadang saya bingung dengan pendapat 'jilbab itu
kewajiban.. Selingkuh, korupsi dan semacamnya itu tergantung pribadinya.
Sehingga yang terjadi adalah berarti setia, tidak mencuri, tidak korupsi, itu bukan kewajiban?
Sebenarnya prioritas mana yang lebih didahulukan, moral kah atau cara
berpakaian ? Bukankah lebih baik, perbaiki dulu moral kita baru bicara
tentang pakaian. Yang tidak berkerudung bisa menghormati yang
berkerudung dan yang berkerudung semoga bisa semakin menjadi muslimah yg
baik dan terus memperbaiki diri tanpa harus"menyampahi" muslimah
lainnya yang tidak berkerudung.
Semoga kita semua tidak hanya
pandai mencela...tapi juga semakin cerdas membantu bagaimana cara
memberi pencerahan pada yang masih buram.
Aamiin...
Respon Cepat