Selamat Datang di assiry.kaligrafi-masjid.com , kami ahlinya membuat kaligrafi masjid dan karya seni rupa yang lain, silakan anda lihat karya-karya kami, besar harapan bisa bekerja sama dengan anda.

assiry.kaligrafi-masjid.comadalah buah karya dari Muhammad Assiry Jasiri, seorang seniman dari kota Kudus. Sejak kecil, ia sudah terlihat bakatnya dalam bidang seni. Bakat tersebut semakin terasah seiring bertumbuh remaja di bawah bimbingan para guru kaligrafi ternama di Kudus. Kemudian ia hijrah ke Jakarta dan belajar ilmu seni rupa kepada kakak kandungnya, Rosidi. Kini, segudang prestasi kaligrafi telah ia raih baik di tingkat Nasional maupun di Asia tenggara (ASEAN). Sudah begitu banyak pula masjid/musholla, gedung, maupun kediaman pribadi yang sudah tersentuh goresan tangannya.

Melalui gubug online ini, kami berharap bisa memberi inspirasi anda dan dengan senang hati kami siap melayani semua kebutuhan akan seni rupa dan kaligrafi, desain artistik, serta beragam produk kerajinan khas Indonesia dengan desain eksklusif.

MENGHORMATI BUKAN MENYEMBAH

Assiry gombal mukiyo, 17 Agustus 2015


Permasalahan mendasar organisasi seperti HTI termasuk FPI dan Wahabi dalam alam demokrasi adalah tujuan mereka sendiri untuk menggulingkan demokrasi. Mereka "munafik" berlindung dan berkembang di alam demokrasi dan meminta toleransi sedangkan semangat mereka anti demokrasi dan anti toleransi.

Perlu dicari formula tepat menangani kaum aneh seperti mereka. Kalau di Eropa batasnya ada di kekerasan, begitu mereka agitasi kekerasan atau melakukan kekerasan, langsung dibubarkan.

Menghormati bendera Merah Putih itu yang dihormati bukan benderanya tapi essensinya sebenarnya adalah untuk mengenang jasa para Pahlawan dan terus mensyukuri kemerdekaan ini karena Allah. Karena atas berkat rahmat Allah semata kemerdekaan Indonesia bisa kita raih.

Kalau kita mencium hajar aswad itu bukan berarti kita syirik. Kalau saudara-saudaramu naik haji dan berebut mencium Hajar Aswad, itu bukan karena mereka stone-mania atau ngefans sama batu sehingga lantas kita simpulkan mereka "syirik".

Sesungguhnya mereka sedang meneguhkan kesadaran bahwa mereka sangat butuh Allah dalam hidupnya, maka mereka mengukuhkan cinta kepada makhluk yang paling dicintai Allah, yakni Rasulullah Muhammad Saw. Dan karena dulu Kanjeng Nabi Muhammad juga mencium batu hitam itu, padahal jelas beliau tidak punya hobi makan batu, pun juga tidak suka "nithiki" batu untuk batu akik. Maka mereka menyatakan di hadapan Allah cinta mereka kepada Kanjeng Nabi Muhammad. Mudah-mudahan dengan itu mereka kecipratan cinta Allah kepada Kanjeng Nabi Muhammad, sehingga Allah memperlakukannya sebagai bagian dari yang paling Ia cintai.

"zina udelmu bodong!", menghormati dengan menyembah itu dua hal yang berbeda. Kita sekarang tidak lagi bisa membedakan mana tahi , mana roti, mana asu mana kambing. Semua kita campur adukkan. Kita terbalik -balik dalam berfikir tentang benar salah. Yang benar kita anggap salah, yang sudah jelas salah kita bela -bela dan kita junjung tinggi.

Kalau tujuan mereka anti demokrasi dan anti toleransi dan bahkan agitasi kekerasan, perlu segera dibubarkan.
Close Menu