Assiry gombal mukiyo, 17 Februari 2016
Temen
-temen sekalian sebelumnya ijinkan saya menulis pesan untuk pelaku
penganiayaan terhadap anjing ini."Apa salah anjing ini?? Jangan hanya
memikirkan kehidupan dari segi
pandangmu sendiri. Coba sesekali tempatkan dirimu pada pada posisi yang
sebaliknya, saat kamu teraniaya, saat kamu terhakimi, saat kamu harus
menanggung derita tanpa kesalahan yang kamu buat, hanya karena kamu
binatang yang tidak bisa bicara dan membela diri. Coba fikirkan akibat
yang diderita anjing itu dengan luka panah didadanya dan tetap berjuang
mati -matian untuk menyusui anak -anaknya, dimana nuranimuuuuu... jian
Asssu tenan kamu itu"
.
Asu!!!... begitulah kira -kira banyak
orang yang selalu menyebut binatang ini ketika sedang jengkel atau uring
-uringan. Saya juga tidak tahu pasti kenapa banyak yang terlalu
mendeskreditkan dan bahkan sering kali menganggap anjing itu perlu
dianjingkan atau bahwa anjing adalah makhluk yang teramat menjijikkan.
Padahal anjing adalah makhluk yang begitu ikhlasnya. Bagaimana tidak.
Tuhan menciptakannya dengan segudang kelebihan dan kelemahannya misalnya
memiliki liur yang najisnya naudzubillahimin dzalik, "najis
mugholadzoh" yang bahkan untuk mensucikannya harus dicuci 7 kali dengan
tanah. Tapi anjing begitu "legowo" tidak pernah merasa minder apalagi
protes dengan Tuhan. Kenapa kok Tuhan seperti kurang kerjaan dengan
menciptakannya demikian. Anjing menerima qadha qadar atas dirinya yang
seperti itu.
Tapi bukan berarti kita bebas menghinakan, berbuat
semena -mena dan membunuhnya sedemikian rupa hanya karena menganggap ia
seekor anjing. Benar -benar anjing kalau dalam otakmu masih bercokol
pola fikir seperti itu. Anjing juga manusia yang juga harus kita
manusiakan.
Seorang
tokoh Sufi masyhur sekaliber Abu Yazid Al Busthomi bahkan berguru dari
seekor anjing hitam yang buruk rupa. Suatu waktu Abu Yazid sedang
menyusuri sebuah jalan sendirian,
tiba-tiba ada seekor anjing hitam besar dan mukanya buruk berlari-lari
disampingnya, melihat hal itu Abu Yazid spontan dalam hati ia berkata, "
Anjing ko rese banget sudah jelek mukanya najis pula". Dengan sigap ia
segera mengangkat jubah kehormatannya, barangkali hawatir bersentuhan
dengan anjing yang liurnya najis itu.
“Tubuhku
kering dan aku tidak melakukan kesalahan apa-apa” tiba-tiba anjing tadi
berbicara. “Seandainya tubuhku basah, engkau cukup menyucinya dengan
air yang
bercampur tanah tujuh kali, maka selesailah persoalan diantara kita,
tetapi apabila engkau menyingkapkan jubah sebagai seorang Parsi (rasa
sombong), dirimu tidak akan bersih walau engkau membasuhnya dengan tujuh
samudra sekalipun!!!!”.
Lanjut anjing. "Mukaku memang buruk dan
juga bau, tapi ketahuilah aku diciptakan Allah sedemikian adanya dan aku
bersyukur takdirku menjadi anjing, sama saja engkau menghina Allah
karena menyebut aku buruk dan najis, karena yang menciptakan aku seperti
ini adalah Allah !!! ".
Abu Yazid terperanjat dan menangis
sesenggukan lalu menjawab : Maafkan aku wahai anjing, engkau kotor
secara lahiriyah, tetapi aku kotor secara batiniah, marilah ikut
bersamaku aku buatkan engkau tempat yang layak dirumahku, jadilah engkau
sahabatku agar kita bersama-sama berusaha menjadi bersih”.
“engkau tidak pantas untuk berjalan bersama-sama dengan diriku dan
menjadi sahabatku, karena semua orang menolak kehadiranku, siapapun yang
bertemu dengan diriku akan melempariku dengan batu, mengumpat atas
namaku, berbeda dengan dirimu, siapapun akan menyambut kedatanganmu dan
memuliakanmu. Aku tidak pernah menyimpan sepotong tulangpun untuk aku
makan, tetapi engkau memiliki sekarung gandum bahkan lebih untuk makanan
esok hari!” kata anjing tadi menyindir.
Semakin keras tangisan
abu yazid sampai terduduk lemas ia memohon ampun kepada Allah.
"Astaghfirullahhhh....ampuni aku ya Rabb, Aku tidak pantas berjalan
bersama seekor anjing!...... Lantas, bagaimana aku dapat berjalan
bersama Engkau yang Agung dan Suci?"
Temen -temen
sekalian....Marilah terus merenung dan tafakkur, sudahkah kita betul
-betul sudah lebih baik dari seekor anjing, sehingga menganggap diri ini
lebih baik darinya. Saya tidak mau berperasangka sedikitpun untuk
menuduh apakah anda, pacar anda, DPR, Megawati, juga presiden jokowi,
atau siapa saja kita sebut sebagai "anjing".
Marilah terus berbenah
dan terus memperbaiki diri dari "anjingisme" artinya sifat -sifat
anjing dari najisnya perilaku kita sebagai manusia. Jangan buru -buru
meng-anjing-kan orang lain tapi lihatlah hati dan fikiran kita terlebih
dahulu jangan -jangan kita ini adalah anjing yang sejati.
Respon Cepat