Selamat Datang di assiry.kaligrafi-masjid.com , kami ahlinya membuat kaligrafi masjid dan karya seni rupa yang lain, silakan anda lihat karya-karya kami, besar harapan bisa bekerja sama dengan anda.

assiry.kaligrafi-masjid.comadalah buah karya dari Muhammad Assiry Jasiri, seorang seniman dari kota Kudus. Sejak kecil, ia sudah terlihat bakatnya dalam bidang seni. Bakat tersebut semakin terasah seiring bertumbuh remaja di bawah bimbingan para guru kaligrafi ternama di Kudus. Kemudian ia hijrah ke Jakarta dan belajar ilmu seni rupa kepada kakak kandungnya, Rosidi. Kini, segudang prestasi kaligrafi telah ia raih baik di tingkat Nasional maupun di Asia tenggara (ASEAN). Sudah begitu banyak pula masjid/musholla, gedung, maupun kediaman pribadi yang sudah tersentuh goresan tangannya.

Melalui gubug online ini, kami berharap bisa memberi inspirasi anda dan dengan senang hati kami siap melayani semua kebutuhan akan seni rupa dan kaligrafi, desain artistik, serta beragam produk kerajinan khas Indonesia dengan desain eksklusif.

PRODUK GAGAL SEKOLAH

Assiry gombal mukiyo, 11 April 2016

 

Inilah era dari puncak kebanggaan jahiliyah. Puncak dari kebodohan yang angkuh. Puncak dari kemalasan berpikir. Puncak dari ketidakjernihan hati. Puncak dari matinya logika dan tiadanya akal. Puncak merajalelanya kebencian, fitnah, dan salah paham. Dan orang-orang memanggul itu semua di pundaknya masing-masing, bahkan memakan dan meminumnya setiap terjaga serta di dalam tidur mereka.

Sekarang ini adalah hari-hari di mana kebanyakan manusia bukan hanya kehilangan alamat kemanusiaannya, alamat rohaninya, alamat moralnya, alamat sopan santun dan tata keramanya. Lupa dimana alamat rumah sejatinya lebih dari itu juga kehilangan alamat sosialnya, alamat politik, ekonomi dan kebudayaannya. Inilah hari-hari di mana kejahatan memproduk kebodohan. Di mana kebodohan, yang bekerja sama dengan suatu jenis kepandaian tertentu, mendorong terciptanya kejahatan. Manusia buta sebuta- butanya, emas disangka tai, Sedangkan tai dikalungkan dikira emas.

Bangsa Indonesia memang memerlukan guru sejati, dan tidak memilikinya. Sebab jika ada guru, mereka menanyakan dulu dari PARPOl apa, Muslim apa bukan, Bencong apa tidak. Bangsa Indonesia memang butuh obat untuk kesembuhannya dan mereka tidak punya. Sebab kalau ada orang membawakannya obat, mereka justru marah-marah dan menggrundel: “Saya tidak sakit kok dibawakan obat”!!!

Saya tidak dalam rangka menuding bahwa inilah kesalahan Sekolah, tapi adalah bagian kecil kegagalan produk dari Sekolah meskipun tidak semuanya gagal. Kalau berhasil semua justru malah aneh bukan? Sepertinya saya jadi ingin menjadi guru biar bisa membina kader-kader Siswa yang "ngedan" dan "nggilani" ini. kalau tidak bisa dibina yah lumayan buat dibini asal jangan dibinasakan. Sayang sekali bahkan "eman -eman banget" jika wanita -wanita seperti ini dibully atau bahkan dibinasakan. Ini karena mereka Pintar dan kreatif sekali menciptakan gaya selfie ala itik beol.
Close Menu