Assiry gombal mukiyo, 11 April 2016
Inilah era
dari puncak kebanggaan jahiliyah. Puncak dari kebodohan yang angkuh.
Puncak dari kemalasan berpikir. Puncak dari ketidakjernihan hati. Puncak
dari matinya logika dan tiadanya akal. Puncak merajalelanya kebencian,
fitnah, dan salah paham. Dan orang-orang memanggul itu semua di
pundaknya masing-masing, bahkan memakan dan meminumnya setiap terjaga
serta di dalam tidur mereka.
Sekarang ini adalah hari-hari di mana kebanyakan manusia bukan hanya
kehilangan alamat kemanusiaannya, alamat rohaninya, alamat moralnya,
alamat sopan santun dan tata keramanya. Lupa dimana alamat rumah
sejatinya lebih dari itu juga kehilangan alamat sosialnya, alamat
politik, ekonomi dan kebudayaannya. Inilah hari-hari di mana kejahatan
memproduk kebodohan. Di mana kebodohan, yang bekerja sama dengan suatu
jenis kepandaian tertentu, mendorong terciptanya kejahatan. Manusia buta
sebuta- butanya, emas disangka tai, Sedangkan tai dikalungkan dikira
emas.
Bangsa Indonesia memang memerlukan guru sejati, dan tidak
memilikinya. Sebab jika ada guru, mereka menanyakan dulu dari PARPOl
apa, Muslim apa bukan, Bencong apa tidak. Bangsa Indonesia memang butuh
obat untuk kesembuhannya dan mereka tidak punya. Sebab kalau ada orang
membawakannya obat, mereka justru marah-marah dan menggrundel: “Saya
tidak sakit kok dibawakan obat”!!!
Saya tidak dalam rangka
menuding bahwa inilah kesalahan Sekolah, tapi adalah bagian kecil
kegagalan produk dari Sekolah meskipun tidak semuanya gagal. Kalau
berhasil semua justru malah aneh bukan? Sepertinya saya jadi ingin
menjadi guru biar bisa membina kader-kader Siswa yang "ngedan" dan
"nggilani" ini. kalau tidak bisa dibina yah lumayan buat dibini asal
jangan dibinasakan. Sayang sekali bahkan "eman -eman banget" jika
wanita -wanita seperti ini dibully atau bahkan dibinasakan. Ini karena
mereka Pintar dan kreatif sekali menciptakan gaya selfie ala itik beol.
Respon Cepat