Tidak sedikit dari kita terus menyuarakan untuk terus belajar kaligrafi
bersanad. Bahkan ada juga yang paling lantang meneriakkan bahwa belajar
kaligrafi
harus bersanad sedangkan yang belajar kaligrafinya tidak bersanad
kepada Guru Kaligrafi yang jelas dianggap menyesatkan.
Sah dan boleh -boleh saja mau belajar kaligrafi dengan sanad guru yang
jelas atau tidak. Yang terpenting terus belajar dan mau berbenah.
Kekuatan seorang Kaligrafer besar letaknya pada karya yang dihasilkan
(ijadah) bukan menggantungkan pada setifikat pengakuan (ijazahnya)
semata.
Berbahagialah bagi yang belajar langsung dengan para
Maestro besar kaligrafi dunia, tetapi itu bukan sebuah jaminan bahwa
karya -karyanya juga berkelas dan berkualitas kemudian menganggap yang
tidak belajar langsung kepada Master karyanya dianggap remeh.
Bahkan ratusan Kaligrafer -Kaligrafer hebat Indonesia dan dunia yang
belajar kaligrafi tidak secara langsung bertemu dengan para Master
kaligrafi dunia, hanya belajar kaligrafi melalui karya -karyanya.
Semua dari kita harus tetap bergandengan tangan saling berfastabiqu al
khairat, saling asah, asih dan asuh. Yang sudah bisa memberikan ilmunya
kepada yang belum bisa, sebaliknya yang masih pemula jangan sungkan dan
malas belajar. Yang sudah mapan dan berpengalaman Jangan pelit berbagi
ilmu dan menunjukkan kepada yang masih pemula jangan malah "diumpetin".
Pernah suatu ketika Khulusi Afandy yang tidak lain adalah Guru
satu-satunya dan juga Paman Syauqy afandy pernah menyarankannya untuk
melanjutkan belajar kaligrafi kepada kaligrafer lain yang lebih hebat
semisal Musthafa Izzat Afandi. tetapi Syauqi tidak mau. Ia berkata :
" Aku tidak akan pergi kepada kaligrafer lain selain engkau ".
Meski Syauqy tidak belajar kaligrafi langsung kepada kaligrafi lain.
Tetapi ia mempelajari secara otodidak karya karya kaligrafer besar
semacam Hafidz Usman, dan kakak beradik Ismail Zuhdi dan Musthafa
Raqim.
Syauqi pun berkata : "Mereka telah mengajariku kaligrafi melalui alam imaginasi meskipun aku tidak bertemu dengan mereka."
Bahkan Sami Afandy, yang juga seorang teman dekatnya pernah berkata
mengenai Syauqi: "Syauqi Afandy tidak bisa menulis jelek walaupun dia
menginginkannya". Guru hanya membantu yang menentukan bagus atau
tidaknya kualitas karya kita ya diri kita sendiri dengan tidak
putus-putusnya belajar. Guru saya KH.
Didin Sirojuddin Ar pernah berujar:
"Belajar kaligrafi itu bukan bersanad kepada Guru tapi kepada kebenaran
dan prinsip- prinsip standar akurasi. Guru memang membantu."
Jangan putus asa dan minder jika anda termasuk salah satu dari ribuan
orang yang belajar tidak dengan guru kaligrafi yang bersanad seperti
saya. Teruslah belajar jangan pernah berhenti sampai ujung kematian
menjemputmu.
Respon Cepat