Assiry gombal mukiyo, 01 Mei 2017
Saya sering kali bertanya terus bertanya dan bertanya. Kadang, saya bahkan menggugat!
Kerapkali
pertanyaan saya itu sangat sulit untuk dicari jawabannya, bahkan
membentur kepongahan dan kebodohan yang tidak berpijak pada nurani.
Hanya ego namun saya terus mencari. Itulah penziarahan saya terhadap
Islam. Semoga itu berlangsung terus -menerus seumur hidup saya.
Saat
menyaksikan si cantik Sisilia Margaretha yang membuatku merasa menjadi
manusia dan melupakan kecengengan hidup. 5 tahun saya mengenalnya
melalui medsos dan berpartner bisnis sambal untuk Arjuna Resto. Saya
juga banyak belajar kehidupan darinya. Tetapi entah mengapa orang -orang
Muslim Banyak yang menyebut orang -orang diluar Islam sebagai "kafir".
Sangat
picik sekali mereka menafsirkan ayat -ayat tentang bab "kafir" hanya
karena " diajeng Sisil" panggilan akrabku dengannya yang beraga katholik
dan bukan seorang Muslimah. Apakah betul demikian? Saya ndak tahu,
apakah Tuhan sampai hati memasukkan ia yang baik hati dan suka menolong
juga imutz ini ke dalam api neraka. Semoga tidak. Amiiin.
Tiba-tiba
saya tersadar bahwa 'kafir' mengandung sebuah makna yang jauh lebih
luas daripada sekedar jargon politik yang diucapkan di jalan-jalan pada
saat kampanye pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
Ketika
kita mengucapkan 'kafir' sesungguhnya kita sudah mendegadrasi orang yang
kita beri label kafir menjadi lebih rendah dari manusia. Dalam hal ini,
kitalah yang dengan angkuh menjadi standar manusia. Si kaifr tidak akan
pernah berbagi surga dengan kita. Si kafir akan dikutuk, sementara kita
akan diselamatkan. Kita akan melayang ke surga sesudah mati sementara
si kafir akan menghuni siksa neraka.
Yang lebih aneh lagi dalam
fantasi ini adalah kewajiban untuk 'menyelamatkan' si kafir ini. Sekali
pun mungkin si kafir tidak menghendakinya. Secara absurd kita akan
memaksa si kafir mempengaruhi kita.
Jika kita memiliki empati,
cobalah menempatkan diri pada posisi kafir. Sungguh tidak enak. Apalagi
kemudian jurus kafir secara kreatif dikembangkan untuk menutupi
inkompetensi atau ketidakbecusan. Itu sangat jama' kita lihat dalam
masyarakat kita. Apalagi dalam iklim partisan seperti sekarang ini.
Dari
perspektif saya, saya memang berbeda dan sering bertanya dan menggugat
kemapanan. Secara spiritual, gugatan itu tidak berarti saya murtad dari
keyakinan saya. Pertanyaan dan gugatan adalah sebuah ziarah dan
pengembaraan panjang tentang sebuah makna dan essensi kebenaran yang
hakiki.
Bukankah para nabi atau para spiritualis agung
seringkali diliputi keraguan dan mempertanyakan apa saja yang dia
percayai? Bukankah Isa, dalam kepercayaan Kristen, meragukan Tuhan pada
detik-detik terakhir kematiannya?
Tidak ada yang paling sial di dunia ini daripada menjadi fanatik. Fanatisme adalah kematian. Anda selesai menjadi manusia.
Saya
pernah berjumpa dengan seorang ateis yang baik hati. Dia mengatakan
pada saya, sesungguhnya orang yang paling fanatik di dunia ini adalah
kaum ateis. Karena apa? Karena mereka percaya mati akan akal mereka dan
menganggap orang lain bodoh (kata lain untuk kafir dalam kamus para
ateis). Para ateis juga berusaha 'mentobatkan' orang dari kepercayaan
yang salah. Persis sama absurdnya dengan kaum agama yang ingin
menyelamatkan si kafir.
Seorang ateis pun harus selalu
mempertanyakan keateisannya. Dia juga harus membuka diri terhadap
hal-hal yang tidak bisa dicerna oleh otak. Jika Anda merasa sudah
menemukan kepercayaan Anda maka pertanyakanlah itu. Jika tidak, Anda
hanyalah seorang monster yang berjalan.
Kita semua berada dalam
penziarahan yang sama. Tidak peduli apapun agama atau kepercayaan Anda.
Tidak menjadi soal apapun warna kulit, ras, suku, bahasa, gender, atau
orientasi seksual Anda.
Tidak
akan ada sesuatu yang baik yang bisa dibangun oleh fanatisme buta.
Terlebih lagi dengan fanatik yang munafik. Anda dikutuk untuk gagal.
Mungkin bukan oleh Tuhan. Tapi oleh fanatisme itu. Kita digerogoti oleh
kepicikan dan cara pandang kita yang salah tetapi merasa benar.
Untukmu diajeng Sisilia Margaretha semoga panjang umur, sehat selalu
Semoga Tuhan selalu memberkati dan mengasihimu...Amiiin
Respon Cepat