Muhammad Assiry, 09 Juni 2017
Ramadhan ke 12.
Guru....
Segunung, selembah emas tiada arti
Tanpamu aku mengaduh sendiri
Layaknya temaram tanpa semburat cahya ilahi
Guru....
Terasa betul begitu payahnya aku
Begitu berarti hingga hilang rasa tanpa hadirmu
Engkau adalah oase di tengah dahagaku.
Guru.....
Bila malam tiba, sehabis isya hingga menjelang subuh 3 tahun berlalu
Atau ketika sepiring nasi untuk sahurku tak pernah terlewat dalam perhatianmu
Engkau mi'raj bertasbih dan menasehatiku meninggalkan dunia yang kumuh itu
Guru....
Entah apa jadinya aku saat ini
Mungkin seonggok busuk yang terantuk duri
Jika Tuhan tak mempertemukanku denganmu.
Guru....
Aku masih ingat artinya tak akan pernah lupa
Betapa marahmu saat khilafku adalah doa
Agar aku seperti dalam setiap bingkai cita yang engkau rengkuhkan asa
Guru....
Ingin rasanya selalu dalam cintamu, aku tak mau jauh darimu
Ketika tanganmu menuntun tanganku mengikuti setiap gerak huruf
Kemudian engkau meniupkan setiap ruh huruf itu di kalbuku
Guru....
Ketika semua orang memganggapmu tiada
justru setiap saat aku terus saja bersua denganmu
Saat menggoreskan kalam suciNya disitu dirimu hadir slalu dalam setiap nafas penaku
Guru...
Semoga apapun yang aku darmakan kepada siapapun
Yang aku sebut sebagai kaligrafi dan nasehatmu
Maka Tuhan mengijinkan pahalanya aku persembahkan untukmu.
Guru....
Jika ada suara engkau adalah denting nadanya
Jika aku rinai hujan maka engkau adalah awan yang berarak juna
Engkau adalah ruhku yang tak kan lekang bagi jasadku ada
Respon Cepat