Assiry, 23 Oktober 2013
Dalam raga ada hati, dan dalam hati ada satu ruang yang tak
bernama.Ditanganmu tergenggam kuncinya.
Ruang itu mungil, isinya lebih halus dari serat sutra bhkn
lbih molek dari bidadari surga.Berkata2 hanya bsa difahami oleh nurani.
Begitu lembutnya ia berbisik, sampai terkadang engkau tak
merasa terusik.Hanya kehadirannya yang terus terasa, dan bila ada apa 2
dengannya, duniamu runtuh bagai pelangi meluruh usai gerimis menepis.
Tahukah engkau bhwa cinta yng tersesat itu pembuta dunia?
Sinarnya menyilaukan hingga engkau terperangkap, dan hatimu mnjadi sasaran dari
amukan sekalinya engkau tersekap.
Banyak garis batas memuai begitu engkau terbuai, dan dalm puja engkau sedia
serahkan segalanya ,padahal belum waktunya.
Kunci mungil itu kau anggap pemberian paling berharga.
Satu garis jangn kau
tepis.Membuka diri tidak sama dengan mnyerahkannya.
Di ruang kecil itu, ada teras sejuk dan nyaman untuk tamu.Hanya engkau yang
berhak ada dalam inti hatimu sendiri.
Bukan siapapun, hanya dirimu dan kelak sang pembuka kunci itu, bertahta dalam
sakralnya hidupmu.
Respon Cepat