Assiry gombal mukiyo, 21 Maret 2015
Dengan mata biasa, kita hanya mampu melihat maksimal 5 ribu bintang dan
3 galaksi yaitu galaksi kita sendiri Bima Sakti, Andromeda, dan M81.
Padahal di galaksi Bima Sakti dimana matahari kita sebagai bintangnya
saja ada minimal 200 milyar bintang, dan di semesta ini ada sedikitnya
200 milyar galaksi.
Kenyataan
sederhana ini menunjukkan bahwa kita mau tidak mau harus menggunakan
teknologi untuk mengetahui semesta yang kita tinggali. Bahwa belajar
adalah satu-satunya pilihan itu sudah pasti, dan tentunya kita harus
menggunakan teknologi agar proses belajar kita menjadi lebih cepat.
Ayat Quran yang turun pertama kali juga mewajibkan membaca, dan Nabi
Muhammad juga mewajibkan tawanan perang mengajari membaca sebagai syarat
kebebasannya. Membaca adalah salah satu cara belajar, abad 21 ini
membaca bisa dari mana saja, baik itu lewat internet dengan wikipedia,
google, facebook, maupun lewat teknologi yang sudah kita kenal ribuan
tahun yaitu buku yang sekarang juga bisa berupa buku digital yang bisa
disimpan dalam HP, tablet, PC, dsb.
Dengan mempelajari semesta
kita menjadi makhluk yang rendah hati, karena semesta menunjukkan betapa
kecilnya bumi kita ini dihadapan semesta, dan betapa amat sangat
kecilnya manusia ini bagai setitik debu dihamparan luasnya semesta.
Sehingga satu-satunya pilihan atas kenyataan itu adalah menunduk merendahkan hati.
Ditengah kerendahan itu satu-satunya cara agar kita berguna adalah
dengan menebarkan cinta, menebarkan rahmat bagi seluruh semesta, menjadi
umat rahmatallil alamin yang lepas dari sekat-sekat agama, budaya, ras,
dan sekat-sekat semu yang mencerai-berai manusia.
Respon Cepat