Assiry gombal mukiyo, 10 April 2015
Sudah sejak jaman
dahulu pernikahan itu sering cuma jadi urusan keluarga, kekayaan dan
kerajaan daripada urusan antar individu. Sering sekali anaknya raja atau
hulubalang dinikahkan kepada raja atau hulubalang lain seperti kasusnya
Dyah Pitaloka Sunda yang diserahkan ke Hayam Wuruk Majapahit.
Ternyata sampai sekarang hal itu masih sangat sering terjadi, yang Cina
tidak boleh menikah sama pribumi, yang kasta tinggi "ndak" boleh nikah
sama kasta rendah, yang Islam tidak boleh nikah sama non Islam, yang
kaya ga boleh nikah sama yang miskin, yang pejabat harus sesama pejabat,
yang ningrat harus sesama ningrat.
Jadi sebenarnya kebodohan
manusia dalam masalah ini sejak dari jaman Majapahit sampai sekarang
tidak terlalu berubah. Di jaman dimana sains membuktikan bahwa individu
dan kualitasnya adalah bagian tersendiri dan lepas dari embel-embel
jabatan, harta, ras, dan segala jenis atribut semu lainnya.
Jadi
para penduduk bumi, mulailah hancurkan budaya feodal ngawur ini,
cintailah siapapun yang layak kamu cintai, hiduplah dengan siapapun yang
kamu sayangi, karena sungguh begitu sia-sia hidupmu yang sangat
sebentar itu jika dihabiskan dengan orang-orang yang tidak kamu cintai
dan sayangi sepenuh hati.
Respon Cepat