Assiry gombal mukiyo, 27 Agustus 2015
Kanjeng Nabi
yang aku maksudkan adalah , Nabi terakhir yang diturunkan Allah di
dunia. Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Sejak kecil aku sudah dikenalkan
dengan beliau, buku-buku pelajaran Agama Islam yang kubaca sejak SD
banyak mengupas tentang beliau. Hanya saja aku tidak pernah melihat
wajahnya, apalagi sempat mencium tangannya. Beliau hidup terpisah 16
Abad yang lalu. Akupun tidak pernah menemukan gambaran wajah kanjeng
Nabi, gambar-gambar kartun yang beredar di internet terlalu sangar untuk
wajah beliau yang digambarkan oleh pak guru katanya sangat teduh dan
bercahaya.
Tapi rasa syukurku yang berlimpah -limpah bahkan tak
bisa aku bayangkan kembali ketika beberapa waktu lalu saat perjalanan
menuju Bogor naik Bus Nusantara dalam misi menebar virus -virus
kaligrafi di Sekolah Polisi Negara LidoBogor.
Antara tidur dan terjaga sekitar pukul 03.30 WIB tampak seraut wajah.
Wajah yang tersenyum hingga gigi yang bagai mutiara merekah kemilauan
memandangku. Senyum yang mengembang itu sangat jelas terpancar dengan
tubuh yang tinggi dan gagah. Alis yang tebal dan diantara alis satu
dengan lainnya tumbuh bulu -bulu tipis yang hampir bertemu.
Wajah yang sumringah "gumuyu" .
Dibawah sadarku dalam tidur yang terlelap itu aku mengatakan itu lho
Kanjeng Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wasallam. Aku terpana dan
kebingungan dalam bisu penuh kegamangan karena tidak percaya dengan
kejadian itu.
Dalam hitungan menit, mimpi itu terasa begitu berharga dan pastinya tidak pernah bisa aku lupakan sampai kapanpun.
Oohhh Kanjeng Nabi Muhammadku. Barangkali engkau hadir untuk menegur
atas segala perilakuku yang kasar, cabul atau semacamnya sehingga banyak
sekali orang lain yang aku rugikan.
Aku sendiri tidak pernah
mempercayai diriku sendiri bahwa jangan sampai ada diantara teman -teman
sekalian yang menganggap bahwa Nabi memperlihatkan keagungan wajahnya
karena aku adalah salah satu makhluk yang baik, apalagi anda menganggap
bahwa aku adalah orang yang sholeh itu sungguh fitnah yang tidak benar.
Aku adalah manusia yang tidak baik yang belajar menjadi baik menuju
Allah Azza wajalla.Barangkali itu adalah manfaat terbesar membaca
Shalawat kepada Kanjeng
Nabi Saw. Sehingga dapat melihat Kanjeng Nabi saw meskipun dalam mimpi.
Aku yakin dan percaya "dhawuh" Abah Luthfi pekalongan bahwa akan
meningkat kualitas mimpi bertemu Rasul jika semakin banyak shalawat yang
dibaca, hingga sampai bisa melihat Nabi saw dalam keadaan terjaga.
Sabda Nabi “ من رانى فى المنام فقد رأني حقا
“Siapa saja yang melihatku dalam mimpi, maka ia telah melihatku secara nyata".
Teman -teman sekalian aku hanya ingin berbagi kegembiraan dan
membenarkan apa yang sudah dikatakan oleh para Guru, oleh Alim dan
Ulama'. Benarlah itu semua.
Jika ada pertanyaan. Lalu apakah mimpi
bertemu Rasul ini juga berlaku bagi seorang mukmin ahli maksiat, yang
gemar melakukan dosa ?
Nah "ndak" usah jauh -jauh menurut ulama,
tapi cukup saja aku tegaskan bahwa hal ini bisa berlaku dan terjadi
secara umum baik yang bermimpi orang yang taat maupun mukmin yang tidak
taat ( bejat) seperti aku sendiri.
Mukmin yang tidak taat
yang bermimpi bertemu Nabi saw menjadi pertanda ia akan mendapatkan
petunjuk untuk melakukan ketaatan.Semoga ini adalah awal yang baik
untukku menjadi seorang hamba yang
taat ketika sebelumnya aku adalah manusia yang paling laknat. Amiin.
Respon Cepat