Assiry gombal mukiyo, 14 Januari 2015
Sebetulnya kejadian bom tadi pagi Akibat terorisnya yang "BUDEG",
Sebenarnya mereka itu diperintahkan ke Suriah eh malah nyasar ke
Sarinah. Meskipun cuma 2 korban jiwa dan lainnya luka-luka dari
akibat teror yang disinyalir dari ISIS ini tapi bukan berarti kita tidak
ikut berbela sungkawa. Saya sendiri mengucapkan bela sungkwa yang sedalam -dalamnya dilubuk hati saya terdalam.
Kali ini ISIS terkena batunya..justru terornya tidak ditakutin sama
sekali, bahkan oleh pedagang asongan, penjual kacang dan tukang sate
sekalipun. Beberapa tukang kacang juga dikabarkan menawarkan kacangnya
kepada teroris ISIS sebelum teror terjadi di Sarinah. " Mas Sis Kacangnya mas, murah ko mas" Mau?"....Enak dan renyah mas". Kang Darjo si penjual kacang kaget bukan kepalang setelah tahu bahwa
mereka yang beli kacangnya itu adalah jaringan ISIS. Mereka sebelumny
sempat makan kacang Kang Darjo sebelum melakukan aksinya dan belum bayar
lagi" ini memalukan ! " kata kang Darjo.
Sesuatu yang sangat
tidak menakutkan bagi bangsa Indonesia. Beberapa Ibu dan anak kecil
justru ramai berdatangan menonton ke lokasi karena terdengan tar der
dorrr....dikira shoting sinetron. Setelah tahu itu aksi teror bukannya
pada ngumpet malah pada nonton sampai selesai. Sudahlah Kang Sis ngga
perlu repot-repot meneror kami bangsa yang sudah terbiasa dengan teror.
Teror kelas cabe-cabean seperti itu mau gertak Indonesia. Kami sudah
biasa makan teror sambal yang dijamin pedasnya kami sikat habis. Tengah malem begini makan kerak teror panas-panas juga sudah biasa
meskipun cuacanya dingin hujan, karena kalo terornya dingin kurang sedap
Kang Sis.
Mana ada bangsa yang sehebat kami Kang Sis. Kami
bangsa Indonesia 10 tahun terteror terus -menerus " abadan abadi". Kami
terbiasa ditetor dengan perekonomian yang kocar -kacir, diteror moneter,
nganggur, ngga punya duit, tapi terbukti kami masih bisa nyicil
angsuran motor dan beli mas kawin meskipun semuanya ngutang. Seluruh
teror dengan model yang seperti itu sudah kita lalap tak tersisa.
Kami tiap hari sudah terbiasa mnghadapi latihan teror yang lebih sadis
dari teror yang paling sadis bahkan teror neraka dunia sekalipun. Kami
biasa diteror penjara hanya karena merakit TV ngga standar SNI. Lapak
kaki lima kami diporak-porandakan Satpol PP, tiap hari sudah biasa
latihan teror pagi yakni kejar -kejaran. Belum lagi teror Asap kebakaran
hutan berbulan -bulan dan justru hakim melepaskan para pembakar lahan,
teror apa lagi coba yang belum pernah kami dapati di negeri ini. Kami
sudah kenyang Kang Sis.
Saya sendiri saja kebal. Misalnya Kalau
teror laperrr datang melanda.. saya juga sudah biasa. Kalau ngga bisa
makan misalnya, saya "mondar -mandir" di tempat tetangga saya yang punya
hajatan, sudah pasti saya di undang makan gratis. Saya yakin Kang Sis
ngga pernah bisa menjalani hidup nekat yang terus -menerus terteror
setiap hari sehingga justru membuat bangsa kami lebih tinggi derajatnya
dibandingkan dengan bangsa lainnya dihadapan Tuhan.
Soal teror
-meneror belajarlah dahulu ke Pesantren Kami, biar otak kalian lebih
encer dan ngga beku. Pesan saya jangan nakal yah....karena sampean
ternyata suka main -main dengan senjata rakitan. Ngga boleh.... itu
harus pakai standar SNI dahulu minimal dapat label halal baru sah
dipakai untuk meneror dan tentu lebih syar'i.
Mbuk ya jangan teror
-teroran seperti anak kecil juga nanti kamu bisa dijadikan bahan
tertawaan. Pokoknya intinya kami sudah tidak kaget dengan teror seperti
terong-terongan gaya -gaya ISIS, jihadis, ekstrimis, yang sok-sok agamis
itu deh.
Kang Sis tolong jawab pertanyaanku dengan jujur. Tadi pagi sahabat saya namanya Mas Dalijo yang kerja di Gojek Online itu
lho. Dia bercerita katanya dia sempat lihat Kang Sis menembak seorang
karyawati di gedung Sarinah, katanya sampean ditolak ya? Begini lho
kang Sis tidak bermaksud menggurui, ini saran saya,mbuk ya pakai
kira-kira kalau mau main tembak-tembakan, kalau sampean mau nembak itu
ditanya dulu sudah punya suami apa belum. Masak sudah punya suami sampean tembak juga..........
Respon Cepat