PSKQ Modern, 03 Okteober 2016
Kaligrafi pada saat ini tidak hanya dikembangkan sebagai
tulisan indah yang memiliki kaidah spiritual saja tetapi kaligrafi sudah mulai
dikembangkan dalam konteks seni rupa atau visual art.
Didin Sirojuddin AR, Guru Besar Kaligrafi Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, mengatakan kaligrafi Islam dibedakan
menjadi dua yaitu tulisan dan lukisan.
Sedangkan lukisan kaligrafi itu sendiri terbagi menjadi 2
yaitu murni dan bebas. Lukisan kaligrafi murni biasanya menggunakan bentuk
huruf baku, yang biasanya dibuat oleh lulusan pondok pesantren, sedangkan
lukisan kaligrafi bebas tidak menggunakan huruf baku yang dikerjakan oleh
seniman akademik.
“Aneka bentuk lukisan kaligrafi mengandung dua elemen,
fisioplastis dan ideoplastis,” katanya saat stadium general bertema Olah
Kaligrafi dan Humanisi Mushaf Al Quran di Indonesia dalam situs resmi UIN
Jakarta, Sabtu (10/9/2016).
Menurut bekiau, dalam konteks fisioplastis dan
ideoplastis tersebut kaligrafi menjadi jalan, namun bukan pelarian bagi para
seniman lukis yang ragu untuk menggambar makhluk hidup.
Sebab, dalam aspek seni rupa kaligrafi memiliki keunggulan
pada faktor fisioplastisnya, pola geometrisnya, serta lengkungan ritmisnya yang
fleksibel sehingga mudah divariasikan dan menginspirasi secara terus-menerus.
“Perkembangan lain dari kaligrafi di Indonesia sendiri
adalah dimasukkan seni ini menjadi salah satu cabang yang dilombakan dalam
event Musabaqoh Tilawatil Quran. Maka dari itu lestarikan terus kaligrafi di
Indonesia melalui event-event itu,” ujarnya.
Beliau juga menjelaskan bahwa seni kaligrafi merupakan
bentuk budaya Islam yang pertama ditemukan di Indonesia dan menjadi aset budaya
Islam terdepan hingga kini.
Respon Cepat