Assiry Gombal Mukiyo, 04 Januari 2017
Kaligrafi suluts atau qalam tsuluts adalah salah satu jenis tulisan
yang lahir pada abad ke 4 hijriyah (akhir abad ke 3) ketika Ibrahim
As-Syajari merancang sebuah pena yang dipotongnya sepertiga ukuran pena
jalil. Dari sini pula asal penamaan tsuluts (tsuluts = sepertiga).
Kaligrafi tsuluts adalah salah satu jenis Khath yang paling megah,
paling indah, dan yang paling susah dipelajari. Sedikit saja kita
meleset dari kaidah-kaidah yang telah ditentukan, secuil saja "slewah"
tidak akurat penggoresan kaidahnya, maka hasil karya tsuluts yang kita
buat tidak terlihat indah lagi. Karena itu, seorang Kaligrafer yang
sudah menguasai Khath Tsuluts secara detail biasanya juga menguasai gaya
gaya tulisan yang lainnya. Tidak berlebihan bila para seniman kaligrafi
menjuluki tsuluts sebagai "ummul-khutut" (induk segala macam jenis
kaligrafi). Bahkan tidak sedikit Para Maestro Kaligrafi yang berpendapat
bahwa seorang seniman kaligrafi belum boleh menyandang gelar "khattath"
apabila tidak menguasai Khat Tsuluts ini.
Kaligrafi Tsuluts
sangat cocok digunakan sebagai hiasan masjid, mushaf dan judul-judul
buku. Seperti dekorasi interior Kaligrafi Masjid Nabawi yang hampir
rata-rata menggunakan khath Tsuluts mengelilingi dinding dan leher
setiap kubah Masjid Nabawi. Juga Kiswah ka'bah yang menggunakan
kaligrafi tsuluts dengan bordir benang campuran emas.
Para
khattath atau Kaligrafer secara bertahap telah menyempurnakan
kaidah-kaidah dan timbangan -timbangan ukuran tulisan Tsuluts. Wazir
Ibnu
Muqlah adalah orang pertama yang merumuskan kaidah-kaidahnya dengan
menggunakan rumus geometri dan menggunakan patokan ukuran titik pada
setiap huruf. Dilanjutkan oleh Ibnu Al Bawwab yang menambahkan beberapa
kaidah. Kemudian dilanjutkan oleh Yaqut Al-Musta'simi dan disempurnakan
oleh Mustofa Raqim, sehingga tsuluts mencapai bentuknya seperti
sekarang.
Beberapa khattaat Dunia yang dikenal memiliki tulisan
sangat indah dalam gaya tsuluts antara lain : Musthafa Raqim, Sammi
Affandi, Mustofa Nadhif, Mustofa Halim, Abdul Aziz arrifai, Kamil
Affandi, Ismail Haqqi, Hamid al-Amidi, Hasyim Muhammad, Usman Ozcay,
Dawud Bektasy, Muhammad Ozcay, Farhad Kurlu, Yilmaz Guran, Sirin, Sayyid
Abdul Rahman Depeler bersaudara dan banyak yang lainnya.
Sedangkan di Indonesia Kaligrafer yang memiliki kelebihan dan keahlian
yang menonjol pada Khat Tsulust diantaranya adalah: Sahryansyah
Sirajuddin Kaltim, Isep Misbah Banten, Abdul Khaliq Banten, Muh Khozin
Lampung, Allif Habibi Lampung, Muhammad Katili Gorontalo, Ali Rahman
Jawa Tengah, Huda Purnawadi Jawa Tengah, Nukman Aceh, Muallimin Jawa
Tengah, Zainuddin Rais Jawa Barat, Rifqi Nasrullah Jawa Timur, Teguh
Prasetyo Jawa Barat, Muhammad Hamzah Jawa Tengah, Muhammad Hafid Jawa
Timur, Nasruddin Jakarta, Rahmawati Sulteng dan lain -lain.
======================================================================
Illustrasi :
- Penggunaan Khath Tsuluts pada kiswah ka'bah dengan bordir manual dari
benang campuran emas dan salah satu karya CV. Assiry Art pada Kubah
Masjid diameter 8 meter. Tampak khoth Tsulus melingkar kubah goresan
saya sendiri yang baru belajar di Masjid Darul Aman Samarinda,
Kalimantan Timur 2016.
Respon Cepat