Assiry gombal mukiyo, 02 Februari 2017
Cukup kaget juga saya memperhatikan dengan seksama pertarungan merebut
kursi gebenur DKI ini yang penuh bertabur intrik. Sebagai rakyat biasa
saya mencermati kalau mau merebut kursi gebenur ya harusnya para
pengikut ketiga cagub itu harus berani memberikan gagasan terbaik buat
meyakinkan warga jakarta dan bukan dengan bermain politik kotor.
Dengan persiapan Pilkada DKI Jakarta ini ternyata begitu berlimpah
hikmah yang Kita dapati. Kita jadi bertambah Tau dan melek, mana-mana
bedanya tai dan apa itu roti. Kita semakin memahami yang sejati. Apakah
dia itu Habil atau Qabil. Karena semua merasa menjadi Habil yang selalu
diposisi benar. Sehingga selainnya yang berseberangan ditudingnya
sebagai Qabil. Yang lain yang tidak senada dan seirama seolah mengancam
dan harus dimusnahkan seperti Qabil yang berwajah cinta.
Ada
baiknya saat ini kita lebih khusu' dengan fokus kepada merajut
kebhinekaan tunggal ika dengan terus menghindari ‘kelezatan’ menuduh dan
mengklaim atas “siapa yang salah”. Sebab kalau salah benar diposisikan
pada subjek, kemudian yang ditegakkan adalah pro dan kontra oleh kedua
bèlah pihak. Maka sangat mungkin semua akan terjebak kepada
situasi-situasi subjektif: kalau kita “pro” suatu pihak, maka kita bisa
saja meyakini kebenarannya 100%”. Sebaliknya jika kita “kontra” suatu
pihak yang lainnya, maka ia “pasti salah 100%” sehingga tidak ada ruang
sedikitpun untuk kita menilai kebenaran terhadapnya.
Seharusnya
dan sudah semestinya seorang yang dianggap sebagai Semar itu tidak suka
jabatan & tidak juga suka dengan Ketenaran serta tidak berpolitik
praktis. Juga tetap mendisiplinkan Keilmuan dan kebijaksanaannya sebagai
penentu setiap arah langkahnya. agar para punakawan dan rakyak jelata
semakin berakhlaq mulia sehingga keselamatan senantiasa tergenggam baik
di dunia hingga Akhirat Kelak. Semar itu berasal dari kata bahasa Arab
yakni Ismar yang dalam lidah Jawa menjadi Semar. Sedang Ismar sendiri
berarti paku, dimana fungsinya adalah sebagai pengokoh dan melambangkan
teladan bagi hidup manusia.
Sedang kata Badranaya berasal dari kata
Badra yang berarti kebahagiaan dan Naya berarti kebijaksanaan. Maksudnya
adalah seorang yang mampu memimpin dengan bijaksana serta menggiring
masyarakat untuk beribadah kepada Allah SWT.
Semar tidak seyogyanya terlibat kepada Jabatan & Ketenaran juga apalagi sampai tercium aroma berpolitik Praktis.
Ya Allah ya Jaami'u, satukanlah ummat ini dengan tali kasih sayangMu yang tidak pernah pudar hingga kapanpun.
Karena benang -benang keberagaman yang selama ini dirajut bertahun
-tahun oleh bangsa ini kian hari semakin kusut dan terkoyak. Semuanya
saling tuding -menuding. Saling menghardik, mengancam satu dengan yang
lain. Kadal buntung pun ikut galau melihat situasi dan kondisi dinding
-dinding rumah besar bangsa ini yang tercorat -coret hingga lusuh dan
makin kumuh.
Dulu di negeri kita ada sekelompok yang benci
setengah mati dengan ulama-ulama NU bahkan mengatakan kalau Gus Dur itu
buta mata dan buta hati dan Ibu H. Shinta Nuriyah Wahid (istri Gus Dur)
merangkak pergi ke gereja serta menghina akidah mereka dengan mengatakan
sesat dan munafik.
Mereka juga menista Kyai Said Aqil Siraj, KH.
Musthofa Bisri, KH. Maimoen Zubair, KH. Quraisy Shihab dan juga
kyai-kyai NU lainya sebagai Syiah, sesat, kafir, munafik, ulama su
(penipu) dan sebagainya. NU pun dihina sebagai NU (Nipu Umat), ANUS
(Aliran Nusantara) dan JIN (Jamaah Islam Nusantara). Mereka juga pernah
merendahkan amaliyah warga NU dengan menyebutnya kaum penyembah kuburan,
haramkan tahlilan, mensyirikan tawasul, dan membid'ahkan Maulid dan
Haul. Mereka kemudian juga membuat NU Garis Lurus karena menganggap
bahwa NU itu sesat dan menyesatkan.
Tapi kebetulan saat ini ada
tokoh NU yang entah kenapa bisa ikut terlibat dalam agenda politik Pak
Ndut alias Pak Mantan alias Pepo Lebaran Kuda serta bersekutu dengan
Geng Senggol Bacok Wahabi. Dan saat beliau ini dikritik oleh kubu kuasa
hukum Ahok karena dianggap telah berlaku tidak jujur dan memberikan
kesaksian palsu, mereka beramai-ramai teriak ayo bela ulama NU.
Janganlah lagi terjebak oleh adu domba apalagi setelah Assyeikh Imam
besar sekarang sedang tiarap dan mati kutu karena terjerat banyak kasus
dan dipermalukan sehabis-habisnya karena isu Firza Hots.
Sekarang
tiba-tiba mereka ini ingin membela NU, mereka ingin memprovokasi warga
NU agar bergerak menuntut dan menghukum orang yang dianggapnya sebagai
penista agama. Tapi saya yakin warga NU termasuk juga saya tidak akan
termakan oleh hasutan dan taktik adu domba murahan mereka. Warga NU
belum lupa betapa brengseknya mereka ini mempermainkan agama dan
merendahkan ulama-ulamanya. Saya sendiri lebih percaya dengan kata-kata
Gus Dur yang waskita dan bijaksana itu bahwa “FPI itu organisasi
bajingan” dan “MUI sebaiknya dibubarkan saja” itu kata Gus Dur bukan
saya yang ngomong saya hanya meminjam istilahnya. Ikut ziarah dulu,
minimal ikut tahlilan, biar tidak disebut "modus" dengan seolah -olah
paling didepan membela NU.
Anehnya setelah Ketua MUI itu tidak
mengakui adanya telpon dari Pak Ndut, kini justru Pak Ndut sendiri yang
mengakui bahwa dia telah menelpon tokoh MUI dan merasa kesal karena
telphonnya disadap sehingga berencana melaporkan karena penyadapan
tersebut illegal.
Pak Ndut betul -betul tahu secara mendetail bahwa
kubu Ahok sudah punya bukti soal percakapan telpon itu jadi percuma
jika disangkal. Meskipun Pimpinan Rais Am NU dan Ketua MUI tersebut
menjawab " tidak ada" saat di tanya dalam persidangan. Padahal
sebelumnya Ia disumpah dengan kitab suci Al Quran. Duh Gusti Nu
Agung.....Ini betul -betul humor yang sangat lucu selucu -lucunya bahkan
ketoprak humor pun kalah lucu dibanding penampilan drama akrobat
perpolitikan yang semakin menggelitik.
Saya juga heran kenapa
hingga kini Imam Besar dan sekumpulan para pemilik kunci surga kok belum
membantah, ngamuk-ngamuk, teriak-teriak dan menuntut secara hukum atas
rumor Firza Hots ya?
Jika ini hoax dan fitnah maka sungguh ini suatu
hal yang keji dan keterlaluan. Karena sungguh fitnah itu lebih keji
daripada pembunuhan. Meski saya tidak sefaham dengan RS tapi jika ini
fitnah maka ini adalah cara curang dan biadab untuk menjatuhkan dan
membunuh karakter seseorang serta mempermalukan keluarganya sekaligus
semua yang terkait dengan fitnah itu.
Jika ini memang fitnah
harusnya RS bisa melaporkan Anonymous ke polisi atas pasal pencemaran
nama baik. Tapi Anonymous punya track record yang mengesankan dalam
urusan hacking meng-hacking sehingga jika dibantah padahal benar dia
bisa membukanya lebih jauh dan lebih liar lagi.
Jika ini benar maka
RS harus siap menanggung konsekuensinya sesuai hukum syariat yang selalu
diteriakkannya yaitu hukum rajam bagi pezina dengan cara dilempari batu
sampai mati. Marilah kita terus berdoa kalau perlu kita bikin semacam
istighasah massal sambil nangis berjamaah semoga berita itu tidak benar
alias hoax. Amiiin.
Jualan topeng dan jubah agama demi nafsu
duniawi mungkin tidak akan selaris hari-hari kemarin lagi. Pilpres 2014
dan Pilkada DKI 2017 benar-benar fenomena di luar akal sehat dan mungkin
menjadi perang Bharatayudha yang menentukan nasib dan identitas bangsa
ini ke depan. Which side will you choose?
Tetaplah tenang.
Meskipun drama ini semakin menuju klimaksnya. Kita boleh membenci tapi
bencilah sekadarnya tapi jangan sampai mengotori hati dan mulut kita
dengan menumpahkan sumpah serapah yang kotor. Atau kalau anda begitu
cinta dengan tokoh -tokoh dalam drama perpolitikan di negeri
abrakadabrah ini saya berharap anda tetap menjaga hati agar tetap tenang
dan tidak terlalu berlebihan dalam mencintai. Karena boleh jadi apa
yang terlalu anda cintai itu ternyata "tai" dan yang kita buang -buang,
yang kita remehkan, kita hujat dan kita benci setengah mati itu ternyata
"roti keju" yang enak sekali. Tetaplah netral saudaraku sekalian. Kita
terus tonton sambil terus meminta perlindungan kepada Allah semoga
negeri ini selalu dalam rahmatNya. Amiiin.
Respon Cepat