Muhammad Assiry, 24 Februari 2017
Hari ini Jumat, 24 Februari 2017 Saya bersama
Mas Amien Salatiga dan
Irfan Ali Nasrudin setelah Workshop Kaligrafi, kemudian sehabis jumatan menggebrak kanvas dengan melukis di atas kanvas secara langsung.
Saya sendiri menyelesaikan 2 lukisan sekaligus dalam waktu setengah
jam. Tentu ini waktu yang sangat tidak lazim. Karena saya melukis sudah
seperti syetan yang sedang mabuk. Melempar kuas, menumpahkan cat acrylic
yang saya ambil semuanya dari PSKQ Shop seenaknya saya, mencipratkan
air, memutar kanvas, njengking, nungging, gulung-gulung dan saya tidak
ambil pusing meskipun ratusan pengunjung menonton aksi saya. Bahkan
sesekali saya sambil ngangkang, entah kenapa saya harus seperti itu.
Anggap saja saya kerasukan atau saya yang sedang kesetanan ?
Alhamdulillah dua lukisan saya hasil demonstrasi langsung dikoleksi oleh Dirjen Kementerian Kebudayaan dan Pengelola Istiqlal.
Tapi yang pasti saya melukis dengan kesadaran yang tinggi. Lafadz yang
saya lukis adalah " Allah" dan "Muhammad". Tentu penghayatan yang tinggi
pula kenapa saya memilih 2 Asma yang begitu Agung dan Anggun itu.
Jawabnya adalah karena didalam perhelatan akbar, acara akbar, Mushaf
akbar, pokoknya yang serba akbar ini adalah tentu karena Allah dan
Rasulullah begitu berperan dalam hening saya yang meluruhkan segala ide,
gagasan dan imajinasi bersama Team Panitia Festival Istiqlal dalam
menggelorakan sebuat tekad untuk terus membumikan Al Quran dengan
membuat Mushaf Akbar Indonesia bersama Santri -Santri PSKQ Modern Kudus
dengan corak nusantara yang sangat kaya khasanah dan budaya.
Acara
peringatan milad ini memang sudah semestinya menjadi pengingat umat
muslim untuk mengedepankan sikap toleran. Sejarah pembangunan Masjid
Istiqlal yang melibatkan tangan handal
arsitek Friederich Silaban, seorang penganut Protestan sekaligus anak
pendeta dari Sumatera Utara adalah sebuah bukti sejarah yang tidak akan
lekang oleh waktu, bahwa bangsa ini adalah bangsa yang berbhineka
tunggal ika.
Kita tidak boleh lupa visi pembangunan dari yang
memprakarsai masjid ini yaitu Presiden Soekarno. Beliau bukan tidak
sengaja ketika memilih Friedrich Silaban, Bung Karno dengan kesadaran
yang penuh memilih seorang nasrani yang taat.
Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI Bpk.Muhadjir yang memilih salah satu lukisan saya
untuk dikoleksinya juga menjanjikan Festival Istiqlal ini menjadi acara
tahunan untuk menarik lebih banyak lagi pengunjung dari berbagai latar
belakang agama.
Istiqlal akan jadi pusat peradaban dan simbol
inklusifme dan sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan potensi di
sektor pariwisata jika ini dikelola dan diberdayakan dengan baik.
Semoga PSKQ Modern & CV.Assiry Art terus khidmah dan mengabdi untuk
negeri ini dengan terus menebarkan virus -virus kaligrafi yang
meneduhkan jiwa.
Seni kaligrafi ternyata juga sebagai media
pemersatu bangsa. Terbukti banyak tamu asing bahkan banyak juga yang
beragama non Islam ikut mengunjungi Pameran Kaligrafi dan melihat
langsung Mushaf Akbar Indonesia.
Illustrasi:
Tampak berpose didepan 3 karya saya Mushaf Akbar Indonesia, Kaligrafi abstak Allah dan Muhammad.
Aula Raksasa Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.
Respon Cepat