Assiry gomba mukiyo, 26 Maret 2017
Sering sekali saya ditanya apakah belajar kaligrafi di PSKQ bisa sambil
kuliyah atau sambil kerja ngajar dan atau yang lainnya. Ini pertanyaan
"samin" artinya pertanyaan orang -orang ngga ngeh dan cenderung serakah
ingin melakukan semuanya bersamaan. Jawaban saya sedikit menonjok
meskipun cukup saya ungkapkan di hati saja "Kalau anda beol tentu ngga
mungkin sambil makan, cari tempat lainnya yang bisa belajar kaligrafi
sambilan dan itu bukan PSKQ Modern tempatnya". Begitulah kira -kira
analogi saya yang "sadis" itu.
Ini yang sedikit sekali difahami oleh
para pembelajar kaligrafi. Lakukanlah apapun secara fokus. Tidak bisa
hari ini anda belajar khath naskhi, sore kemudian belajar khath diwani
dan malamnya memaksakan untuk melukis. Semua orang ingin targetnya
semuanya tercapai sambil kuliyah ya sambil belajar kaligrafi dan juga
bisa sambil mengikuti kegiatan lainnya.
Tetapi langkah dan
mindset yang seperti ini perlu dirubah jika tidak ingin menemui jalan
buntu dan kegagalan. Otak kita selalu berubah frekwensinya sesuai
aktivitas fisik dan
pikiran. Jadi ketika Anda melakukan aktivitas tertentu, otak juga pada
frekwensi gelombang tertentu pula.
Masalahnya adalah, jika gelombang
otak seseorang tidak pada frekwensi yang tepat pada saat melakukan
aktivitas tertentu(baik pikiran maupun fisik), maka akan terjadi
gangguan. Misalnya: pada saat kita berusaha mengingat sesuatu, tapi kita
merasa panik, bingung ngga fokus maka akan sulit sekali untuk
mengingatnya.
Hal seperti ini sering terjadi dan tanpa kita
sadari karena ketika kita panik atau karena kebanyakan kegiatan
gelombang otak kita naik terlalu tinggi , yaitu high beta atau bahkan
gamma, seharusnya gelombang otak kita pada saat mengingat adalah pada
gelombang theta, atau kita merasa sangat rileks.
Pernah mengalami
hal semacam ini? Pernahkah Anda dengan terburu-buru karena sudah harus
berangkat kerja berusaha mengingat dimana meletakkan HP Anda? HP sudah
Anda cari kemana-mana dan tidak ketemu. Anda juga sudah berusaha untuk
Miss Call, muter-muter nyari ke kolong meja, ke lemari pakaian bahkan
seluruh pakaian onderdil daleman anda obrak -abrik semuanya tetapi tetap
saja tidak menemukan hp yang anda cari. Nggak terdengar ada suara HP.
Baru ketika Anda ditempat kerja dan Anda pergi kekamar kecil untuk
beol, disitu Anda merasa rileks dan ingat posisi terakhir anda
meletakkannya.
Anda begitu mudah bukan mengingat dan dengan cepat
Anda ingat dimana terahir Anda meletakkannya. Anda baru ingat ternyata
anda menaruhnya di bawah bantal misalnya.
Antara gelombang otak dan aktivitas pikiran/fisik harus berkesinambungan. Jika tidak, maka Anda bisa mengalami hal seperti itu.
Cara kerja Terapi Gelombang otak adalah dengan menstimulasi otak dengan
audio gelombang pada frekwensi tertentu. Diharapkan dengan stimulus ini
otak jadi terlatih untuk selalu maksimal dalam melakukan aktivitasnya.
Saya ingat betul apa yang dikatakan oleh guru saya KH.
Didin Sirojuddin Ar
ketika masih klesodan belajar kaligrafi di LEMKA sambil khidmah
mengajar 6 tahun di sana. "Tetaplah fokus belajar kaligrafi dengan cara
satu didalami dahulu dan yang lainnya cukup dipelajari". Ini artinya
kita harus bisa membagi fokus dalam melakukan apapun, utamanya dalam
mendalami ilmu kaligrafi. Lakukan ini dengan telaten, sabar dan memang
butuh waktu yang tidak instan.
Begitu banyaknya generasi kita
yang "kempong" malas mengunyah dan menjalani proses belajar secara
fokus, maunya apa saja diraih, semuanya ingin direngkuh bersamaan,
inginnya dikunyah bersamaan.
Pengen makan lodeh, makan pete, makan
gorengan bareng -bareng sementara mulutnya cuma satu. Yang demikian ini
sering menemukan kegagalan yang fatal.
Bertahun -tahun saya
belajar kaligrafi secara fokus saja masih banyak kekurangan, apalagi
jika saya lakukan sambilan tentu hasilnya bisa jadi tidak karu-karuan
Bahkan untuk beol saja anda perlu fokus bukan, coba kalau tidak fokus?...uppss.
Respon Cepat