Selamat Datang di assiry.kaligrafi-masjid.com , kami ahlinya membuat kaligrafi masjid dan karya seni rupa yang lain, silakan anda lihat karya-karya kami, besar harapan bisa bekerja sama dengan anda.

assiry.kaligrafi-masjid.comadalah buah karya dari Muhammad Assiry Jasiri, seorang seniman dari kota Kudus. Sejak kecil, ia sudah terlihat bakatnya dalam bidang seni. Bakat tersebut semakin terasah seiring bertumbuh remaja di bawah bimbingan para guru kaligrafi ternama di Kudus. Kemudian ia hijrah ke Jakarta dan belajar ilmu seni rupa kepada kakak kandungnya, Rosidi. Kini, segudang prestasi kaligrafi telah ia raih baik di tingkat Nasional maupun di Asia tenggara (ASEAN). Sudah begitu banyak pula masjid/musholla, gedung, maupun kediaman pribadi yang sudah tersentuh goresan tangannya.

Melalui gubug online ini, kami berharap bisa memberi inspirasi anda dan dengan senang hati kami siap melayani semua kebutuhan akan seni rupa dan kaligrafi, desain artistik, serta beragam produk kerajinan khas Indonesia dengan desain eksklusif.

PILAR BERGAYA KLASIK YUNANI



Muhammad Assiry, 5 Juni 2017


Sebuah pilar klasik adalah salah satu bagian elemen dalam arsitektur klasik kuno, masing-masing dibedakan oleh proporsi profil karakteristik dan detail motifnya. Disadari atau tidak, kalau ternyata setiap komponen bangunan rumah ternyata memiliki fungsi ganda? Yakni sebagai bagian dari dekorasi interior dan eksterior rumah. Misalnya saja pagar halaman, daripada menggunakan desain biasa akan lebih cantik bila dihias dengan pahatan, uliran, atau lukisan. Begitu juga dengan pilar rumah, selain sebagai pondasi lantai dua atau tiga rumah kita, pilar juga berfungsi sebagai dekorasi interior atau eksterior rumah. Ada banyak gaya pilar yang bisa dipilih untuk melengkapi tampilan rumah, salah satunya adalah pilar bergaya klasik dengan sentuhan Yunani yang bisa memberikan kesan mewah dan elegan.

Pilar arsitektur Yunani Kuno  ini terbagi menjadi tiga:

1.      Pilar Doric



Pilar Doric berasal dari pusat kota daratan dan barat laut Yunani. Pilar ini memiliki desain yang sederhana tanpa ornamen atau pahatan tambahan di badan tiang. ditandai dengan ukurannya yang tidak terlalu tinggi, berkesan berat dengan permukaan polos, bentuk mahkotanya curva polos memutar (puncak). Karena itulah, pada jaman dulu pilar ini lebih sering dimanfaatkan sebagai pondasi atau pilar bagian bawah dari bangunan berlantai dua atau lebih. Pilar ini digunakan oleh masyarakat Yunani hingga sekitar 100 tahun sebelum masehi. Kemudian diadaptasi oleh arsitektur barat pada abat ke-6. Dengan ketinggian yang hanya empat sampai delapan kali diameter, kolom yang paling jongkok dari semua perintah, shaft mempunyai pilar Doric ditandai dengan 20 flutes (alur cekung) tersusun vertikal. mahkotanya terdiri dari necking yang mempunyai bentuk sederhana dan bentuknya adalah Echinus berarti cembung dan abacus atau persegi.
Di atas mahkotanya adalah abacus persegi yang menghubungkan antara mahkota dengan entablature tersebut. Entablature ini dibagi menjadi tiga bagian horisontal, bagian bawah yang berbentuk curva brtingkat membagi dengan beralur horizontal. Bagian atas adalah khas untuk langgam Doric. adalah dekorasi (Frieze) dari dengan entablature Doric dibagi menjadi triglyphs dan metopes. Triglyph adalah unit yang terdiri dari tiga garis vertikal yang dipisahkan oleh alur dan Metopes adalah relief polos atau ukiran.

2.      Pilar Ionic

Pilar yang muncul pada sekitar abad ke-6 sebelum masehi ini diperkenalkan oleh bangsa Ionian, salah satu suku kuno di daerah sekitar Yunani, yang sekarang kita kenal sebagai negara Turki. Tidak heran kita akan dapat menemukan salah satu contoh penggunaan pilar ini pada Kuil Hera di Amos Turki.
Pilar Ionic memiliki kesan yang lebih feminim  dan dibandingkan dengan pilar Doric. Hal ini dibedakan dengan bentuknya yang ramping, pilar bergalur dengan bentuk dasar yang besar dan dua volute bersebrangan (juga disebut gulungan) di Echinus yang terletak pada bagian mahkota. Echinus sendiri dihiasi dengan motif telur-yang juga-panah. batang tubuh Ionic dilengkapi dengan empat atau lebih flutes (alur cekung) tersusun vertikal melebihi jumlah flutes pada Doric (total 24). Basis Ionic memiliki dua cetakan cembung disebut tori yang dipisahkan oleh scotia. Kesan feminim ini dihubungkan dengan hiasan berbentuk seperti telur (desain egg-and-dart) Desain egg-and-dart tersebut merupakan ornamen pendamping dari kepala pilar yang memiliki bentuk seperti gulungan kertas (volute), yang menjadi ciri utama dari pilar Ionic.

3.      Pilar Corinthian

Pilar ini memiliki desain dan bentuk yang lebih rumit dibandingkan dengan dua pilar pendahulunya. Salah satu ciri khas dari pilar Corinthian adalah hiasan berbentuk volute, daun, dan bunga yang indah dan rumit pada bagian kepala pilar. Pilar Corinthian adalah yang paling dipenuhi hiasan dari beberapa pilar lainnya dalam langgam klasik Yunani, ditandai dengan kolom bergalur bentuk silinder yang memiliki hiasan pada mahkotanya yang dihiasi dengan dua baris daun acanthus dan empat gulungan. Hal ini umumnya dianggap sebagai yang paling elegan dari tiga perintah. batang tubuh dari pilar Corinthian memiliki 24 flutes (alur cekung) tersusun vertikal. tinggi Kolom umumnya berjumlah sepuluh dari diameter pilarnya.
Callimachus, seorang pemahat dan arsitek dari Yunani dianggap sebagai orang yang pertama kali mengenalkan gaya Corinthian. Pilar ini sendiri pertama kali digunakan sebagai pilar pada interior pada Kuil Apollo Epicarius di Bassai
Close Menu