Muhammad Assiry, 07 September 2017
Kalau yang
waras terus - terusan mengalah percayalah dunia ini hanya akan dipenuhi
orang - orang yang nyinyir, penebar kebencian, kaum jonruisme dan
lainnya. Ini seperti yang dialami putri mendiang Gus Dur yakni Mbak
Allisa Wahid, ini sudah teramat keterlaluan.
Ada kaum Boedat (Boemi Datar) yang bikin meme menghina putri Gus Dur,
Alissa Wahid, dengan sebutan “Anak si Buta” dan hal ini sempat memancing
respon dari Gus Mus yang sangat menghormati keluarga mendiang Gus Dur.
Jika kelompok bumi datar berani terbuka menantang NU bisa dipastikan
mereka bakal habis karena Barisan Banser NU (yang punya tenaga dalam dan
ilmu kebal yang dibekali ilmu dari perguruan Pagar Nusa) siap membela
para ulama dan keluarganya dari hinaan dan cacian mereka.
Bukan
saya ingin memprovokasi dan mengadu domba antara kelompok Islam
Nusantara dengan kelompok Islam Gurun Pasir tapi hal semacam ini sudah
seringkali mereka lakukan. Dulu Rizieq juga sudah menghina Gus Dur
dengan sebutan “Buta mata buta hati”. Gus Dur juga seringkali dihina
sebagai ulama sesat, kafir, munafik bahkan murtad. Para pengikut Gus Dur
atau Gusdurian juga mereka plesetkan jadi Jus Duren. NU juga
diplesetkan jadi Nipu Umat. NU juga dihina sebagai Anus (aliran
Nusantara) dan JIN (Jamaah Islam Nusantara) dan sebagainya.
Padahal kelompok Bumi Datar ini hanyalah sekumpulan kelompok Islam
kemarin sore yang ilmunya belum seberapa dibandingkan para tokoh dan
kyai sepuh NU yang khos dan sakti itu. Mereka juga tidak punya andil
apa-apa bagi bangsa dibandingkan NU yang sudah turut berjuang bagi
kemerdekaan bangsa. Bukannya berkontribusi positif bagi pembangunan
bangsa malah kerjaan mereka bikin rusuh saja. Prestasi mereka hanyalah
bikin rusuh dan pecah belah bangsa seperti pada Pilpres 2014 dan Pilkada
DKI kemarin. Mereka ini hanyalah kelompok yang sudah sukses
mempermalukan Islam dan menjadikannya sebagai bahan tertawaan dunia.
Lagipula tiap kali mereka kalah dalam adu argumen biasanya mereka akan
mulai menghina secara fisik seperti Jokowi yang dibilang wajah ndeso,
ceking, kerempeng, plonga-plongo dan sebagainya. Tidak hanya oleh para
kroconya tapi hal ini juga dilakukan oleh para petinggi dan tokohnya
seperti Jonru hingga Tifatul Sembiring yang mendoakan agar Jokowi gemuk
di doa acara resmi kenegaraan kemarin.
Sekali lagi ini bukan
tulisan provokasi melainkan peringatan agar mereka jangan selalu menjadi
benalu bagi bangsa ini yang selalu menebarkan fitnah dan kebencian
melulu. Sudahilah mental pecundang dan mental pendengki kalian dan
mulailah jadi warga negara yang baik, berguna dan berbakti bagi Ibu
Pertiwi. Jika tidak silakan saja kalian pergi dari negeri ini atau
menyusul Bang Toyib 1 dan Bang Toyib 2. Lebih bagus lagi kalo kalian
pergi ke Irak, Suriah, Afghanistan, Palestina atau Rohingya sana biar
bisa lebih cepat ketemu sama 72 bidadari.....
Copas berita dari Muhammad Zazuli.
Respon Cepat