Selamat Datang di assiry.kaligrafi-masjid.com , kami ahlinya membuat kaligrafi masjid dan karya seni rupa yang lain, silakan anda lihat karya-karya kami, besar harapan bisa bekerja sama dengan anda.

assiry.kaligrafi-masjid.comadalah buah karya dari Muhammad Assiry Jasiri, seorang seniman dari kota Kudus. Sejak kecil, ia sudah terlihat bakatnya dalam bidang seni. Bakat tersebut semakin terasah seiring bertumbuh remaja di bawah bimbingan para guru kaligrafi ternama di Kudus. Kemudian ia hijrah ke Jakarta dan belajar ilmu seni rupa kepada kakak kandungnya, Rosidi. Kini, segudang prestasi kaligrafi telah ia raih baik di tingkat Nasional maupun di Asia tenggara (ASEAN). Sudah begitu banyak pula masjid/musholla, gedung, maupun kediaman pribadi yang sudah tersentuh goresan tangannya.

Melalui gubug online ini, kami berharap bisa memberi inspirasi anda dan dengan senang hati kami siap melayani semua kebutuhan akan seni rupa dan kaligrafi, desain artistik, serta beragam produk kerajinan khas Indonesia dengan desain eksklusif.

Makna Gila

Assiry gombal mukiyo, 23 Oktober 2014


Memang bukan saya namanya kalau tidak gila. Dan bukan gilanya Saya kalau definisinya sama dengan definisi Anda tentang gila. Wong sama saya saja anda mungkin bisa gelut dan bertengkar soal mana yang gila dan mana yang tidak kok. Padahal saya memang gila. Kalau anda kan jelas-jelas waras.
Komunitas-komunitas Islam semakin menyebar dan meluas tapi kedalaman orang beribadah tidak malah semakin menggembirakan. Ini kan gila......!!


Diantara orang-orang yang beribadah kepada Tuhan itu ternyata banyak yang majnun.
Orang berdiri khusyuk dan bersedekap. Matanya konsentrasi ke kiblat. Mulutnya mengucapkan hanya kepada-Mu aku menyembah, dan hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan tapi faktanya orang itu tidak hanya kepada Tuhan menyembah. Wong jelas tiap hari dia menyembah kepada kepentingan politik, para cukong, para DPR, Lurah atau juga mungkin kepada RT dan RW.

Minta tolongnya juga kebanyakan tidak kepada Tuhan. Ia lebih banyak tergantung pada atasannya dibanding kepada Tuhan. Meskipun dia tidak menyatakan, tapi terbukti jelas dalam perilaku dia bahwa yang nomor satu bagi hidupnya bukan Tuhan, melainkan penguasa-penguasa lokal dalam hidupnya. Entah penguasa politik, atau penguasa ekonomi, lebih -lebih penguasa hati alias pacar. Itu kan namanya majnun. Tuhan kok dibohongi. Dan caranya membohongi Tuhan dengan kekhusyukan lagi. Kalau otaknya sehat, hal begitu tidak terjadi. Hanya otak gila saja yang memungkinkan hal itu terjadi.

Orang yang tak menggunakan pengertian mengenai konteks, proporsi dan lokasi-lokasi persoalan, itu virus junun atau gila yang menyebabkannya. Orang bilang keadilan sosial, tapi kerjanya tiap hari menata ketimpangan, itu majnun. Orang bilang semua perjuangan ini untuk rakyat, padahal prakteknya tidak — itu namanya virus junun bahlul dan ndlohom, Orang bilang belajar itu harus di kelas padahal belajar kita musti turun ke lapangan (out bound). Melihat dan belajar lngsung dari setiap problem solving dalam disiplin setiap ilmu, agar bisa memahami pada konteks Iqra' kauniyyah bukan hanya iqra' qauliyyah. Ini kan sinthing.
Orang bilang bikin anak harus "ngaceng"dulu....padahal tanpa proses ngacengpun Tuhan bisa tapi akhirnya dimaknai dengan tanam sperma atau bayi tabung dan semacamnya. Celakanya benih yang ditanamkan bukan benih suaminya.

Jian Sinthing dan gombal mukiyo sekali kalimat saya yang terakhir ini. Inilah bukti kegilaan saya yang sesungguhnya.
Close Menu