Selamat Datang di assiry.kaligrafi-masjid.com , kami ahlinya membuat kaligrafi masjid dan karya seni rupa yang lain, silakan anda lihat karya-karya kami, besar harapan bisa bekerja sama dengan anda.

assiry.kaligrafi-masjid.comadalah buah karya dari Muhammad Assiry Jasiri, seorang seniman dari kota Kudus. Sejak kecil, ia sudah terlihat bakatnya dalam bidang seni. Bakat tersebut semakin terasah seiring bertumbuh remaja di bawah bimbingan para guru kaligrafi ternama di Kudus. Kemudian ia hijrah ke Jakarta dan belajar ilmu seni rupa kepada kakak kandungnya, Rosidi. Kini, segudang prestasi kaligrafi telah ia raih baik di tingkat Nasional maupun di Asia tenggara (ASEAN). Sudah begitu banyak pula masjid/musholla, gedung, maupun kediaman pribadi yang sudah tersentuh goresan tangannya.

Melalui gubug online ini, kami berharap bisa memberi inspirasi anda dan dengan senang hati kami siap melayani semua kebutuhan akan seni rupa dan kaligrafi, desain artistik, serta beragam produk kerajinan khas Indonesia dengan desain eksklusif.

Meletakkan Diri

Assiry gombal Mukiyo, 27 Oktober 2014

Hidup ini tidak tergantung anda kaya atau miskin, tidak tergantung anda sarjana atau bukan, tidak tergantung anda itu hebat atau tidak hebat, (tapi) tergantung pada ketepatanmu meletakkan diri- dirimu di depan Tuhanmu.


Kalau engkau tepat meletakkan diri maka anda hidup dalam tingkat yang lebih tinggi dalam waktu yang lebih lama. Prioritas utama dalam hidup ternyata adalah bagaimana memiliki posisi yang setepat mungkin di hadapan Tuhan.

Pikiran kita kemudian diarahkan kepada sesuatu yang semestinya dan tidak dihabiskan untuk terbebani oleh sesuatu yang tidak layak menjadi beban. Berkonsentrasilah untuk melayani siapa saja dalam pekerjaan dan aktivitasmu.

Pelayanan kepada sesama adalah sesuatu yang pararel dengan ketepatan meletakkan diri di hadapan Tuhan.
Pelayanan kepada manusia merupakan bukti bahwa hubungan horizontal dan vertical tidaklah saling menegasikan. Dengan kata lain, bahwa kedekatan seseorang kepada Tuhan tidak menjadi alasan bagi seseorang untuk tidak melayani sesama, sekecil apapun bentuk pelayanan tersebut.

Salam hormat dan kagum saya kepada sahabat baik saya Sisilia Margaretha, Seorang Biarawati yang begitu getol dan semangat meneladankan sebuah makna pelayanan. Melayani siapapun yang membutuhkan, baik yang berbentuk sosial maupun pendidikan dan lainnya.

Kita cenderung sering mengedepankan prasangka buruk, bahwa kalau yang melakukan kebaikan itu bukan seagama dengan kita lantas menyebutnya sebagai modus, atau bahkan anda cenderung menolaknya karena alasan tertentu yang tidak jelas.

Inilah mindset atau cara berfikir kita yang perlu kita daur ulang(refresh).
Sejauh ia saya kenali, Sisilia Margareta bukan seorang yang dhalim. Untuk ini bahkan kita juga jangan lupa bahwa tidak sedikit di antara Kaum Muslimin, yang sudah bersyahadat, yang sudah rutin shalat, berpuasa dan berzakat, lebih dari itu bahkan sudah berhaji berkali -kali, tetapi terkadang atau sering, masih juga mereka melakukan kedhaliman ke sekitarnya.

Jangan memposisikan Tuhan sebagai “tukang karcis”. Jika Tuhan diposisikan sebagai “tukang karcis”, maka orang akan berdo’a Tuhan untuk menjadi kaya, pintar, dan hebat (meskipun orang semacam ini lumayan baik karena masih mengingat Tuhan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya). Artinya bahwa Tuhan tidak menjadi pertimbangan primer dalam hidup sehingga seseorang akan meletakkan dirinya sesuai dengan pertimbangan kekayaan, kepintaran, dan kehebatan tesebut.
Close Menu