Assiry gombal mukiyo, 12 Desember 2014
Orang jawa atau penduduk nusantara itu yangg dicari musuh sejatinya ada
didalam drinya sendiri..jadi mau diluar abang, ijo, kuning ndak masalah.
Ini berbeda sama orang arab ketakutan mereka dalh kalau ada yang beda
atau tampak lebih menarik dari kelompoknya.
Ini bukan mengenai
agama tapi mengenai cara membaca realita. Dulu ketika remaja wktu
gayeng-gayengnya kabar aliran sesat semua pada resah saya malah mau
belajar kepada yang disangka sesat ...akhirnya dianggp nyeleneh oleh
temen -temen saya.
Empat tahun terakhir ini malah saya tidak
hanya mengucapkan selamat Natal, bahkan sering ikut misa Natal. Saya
juga sering mengucapkan selamat misa kepada teman -teman saya yang
katolik misalnya. Tapi itu semua tidak merubah pandangan saya bahwa
Yesus adalah manusia biasa, bukan Tuhan. Teman saya juga banyak Romo dan
Pendeta, tapi itu tidak membuat saya masuk Kristen. Saya mempelajari
sejarah Kristen sejak jaman Yesus dalam Bible dan lainnya, sampai
belajar pemikiran kristen yang kontemporer, tapi itu tidak sedikitpun
membuat saya menjadi orang Kristen. Jadi yang teriak-teriak haram
mengucapkan Natal itu imannya setipis selaput dara, kemudian imannya
runtuh hanya oleh desakan fikiran yang tumpul saja hingga muncrat
bersimbah kejumudan.
Mungkin temen -temen sekalian masih ingat
Perayaan Natal di Kota Mojokerto yang tidak terlepas dari tewasnya
anggota Barisan Anshor Serbaguna (Banser) dalam ledakan bom Misa Natal
di Gereja Eben Haezer Mojokerto, 24 Desember 2000 silam.
Saat itu, Riyanto ditugaskan GP Anshor membantu polisi mengamankan perayaan misa.Singkat cerita Malam Natal, Riyanto seorang pemuda Muslim NU menjaga
keamanan gereja yang penuh umat Kristen sedang misa. Tiba-tiba ditemukan
tas mencurigakan, Riyanto sigap memeriksanya dan ternyata tas tersebut
berisi bom itu meledak di dekapan Riyanto.
Duh Gusti yang agung saya sungguh bersimpuh malu. Apa kata yang diucapkan Riyanto wakt
u itu ?
Kata terakhir yang diucapkannya adalah
'tiaraaaaaaaap!!!'......................... Agar jamaah gereja selamat
dari bom, Riyanto rela hancur berkeping -keping tubuhnya berserakan
hingga 100 m.
Menurut Saya dialah Yesus kontemporer, yang berkorban demi humanisme( kemanusiaan ) tanpa memandang sekat apapun.Andai saja Nabi Muhammad masih hidup, Umat Islam yang membom gereja di
mojokerto itu pasti langsung dihukum berat dan dikutuk dengan hadits.
Siapapun yang mengganggu non muslim yang baik dan damai( dzimmy) sama
saja dengan mengganggu Nabi Muhammad. SAW.( Al Hadist).
Waktu
hidupnya, Nabi Muhammad SAW. tegas dengan melarang keras umat Islam
menggangu apalagi ko sampai "ngrusuhi" atau melawan dan merusak
kenyamanan non muslim yang baik dan damai.
Bahkan oleh Nabi, orang
non muslim pun diperbolehkan sembahyang atau misa di masjid di jaman
Nabi, begitu mulianya akhlaq Beliau.Sehingga Allah saja memujinya dalam Al Qur an ( wainnaka La'ala khuluqin adzim).
Pertanyaan saya umat Islam ini panutannya siapa? Yang dicontoh siapa?
Ko perilakunya umat Islam lebih mirip Hitler dari pada mirip nabi
Muhammad. Lebih suka memberi fatwa ini itu tanpa melihat sejarah secara
luas.
Gus Dur itu cerdas dan progresif bukan karena ilmu ladzuni,
tapi karena belajar dengan keras. Dia belajar kitab kuning, tapi juga
belajar kitab putih kehidupan. Belajar Islam, tapi juga belajar
marxisme, demokrasi, sosiologi, politik, ekonomi. Temannya dari semua
kalangan dan agama, bahkan Yahudi pun ada. Kita ini yang belajar baru
tahu halal dan haram secara tekstual dari pemahaman islam yang baru
kulitnya sudah berani asal "njeplak". Jangankan tahu konstelasi politik
ekonomi dunia, membaca kitab kuning saja kita kadang tidak bisa, Al
Quran pun tahu artinya kalau ada terjemahannya.
Barangkali Allah pun bertanya kepada Gus Dur. Seperti peristiwa Musa kalimullah, digunung Tursina.
"Gus.... kamu itu beriman kepadaku apa ndak seh, ko katanya pernah dibaptis?"
Gus Dur : Duhai Gusti, Justru saya ini imannya yang paling kuat.
Allah : 'Koq bisa begitu?'
Gus Dur : 'Lha mau dibaptis seribu kali pun ndak ngaruh, mau masuk
gereja, pura, klenteng pun ndak masalah, mau belajar atheisme,
agnostisme, deisme pun oke-oke saja. Yang paling takut imannya runtuh
dan godaan itu ya yang imannya paling lemah.
Allah : "Bener juga kamu Gus, gitu aja koq repot ya Gus".
Respon Cepat