Assiry gombal mukiyo, 19 Mei 2015
Dikisahkan ada seorang pelukis terkenal. Hasil lukisannya menghiasi
banyak dinding rumah orang - orang kaya. Si pelukis dikenal dengan
kehalusan, ketelitian, keindahan & sangat memperhatiakan detail
object yang digambarnya.
Lukisan dari hasil torehan karyanya tidak hanya lukisan yang indah tapi juga karya kaligrafi yang memukau.
Pesanan lukisannya tidak pernah berhenti dari para kolektor maupun
pecinta barang-barang seni. Juga order Kaligrafinya tidak pernah jeda
meskipun sehari.Bagai virus cinta yang merasuki seluruh relung jiwa
manusia.
Suatu hari setelah menyelesaikan sebuah lukisan.
Si pelukis merasa sangat puas dengan hasil lukisannya kali ini. Sempurna
menurut pandangannya, diapun bermaksud mengadakan pameran
lukisan tunggal, agar orang-orang dapat menikmati, dan berselancar dalam
lautan ruh seni atas hasil karyanya.
Saat pameran Si pelukis meletakkan sebuah buku di dekat lukisan, tentu dengan dibubuhi keterangan yang berbunyi:
"Yang terhormat para pecinta dan penikmat seni, setelah melihat dan
menikmati lukisan saya ini, silahkan anda isi di buku ini komentar anda
tentang kelemahan dan kekurangan hasil karya saya.
Terima kasih atas waktu dan komentar anda."
Pengunjung
silih berganti mengisi buku itu. Setelah beberapa hari si pelukis pun
membaca buku berisi komentar pengunjung pameran tersebut.Dia merasa
kecewa dan kaget sekali dengan banyaknya catatan kelemahan yang
diberikan terhadap hasil karyanya.
“Orang-orang ini memang tidak mengerti seni dan indahnya lukisan saya ini," Gumamnya dalam hati.
Dia
tetap yakin bahwa hasil karya lukisannya itu memang sangat maksimal.
Maka untuk itu dia ingin menguji sekali lagi komentar orang lain, tetapi
dengan metode yang berbeda yakni dia pun membuat pameran lagi
tetapi di tempat berbeda dan kali ini pun dia tetap menyertakan buku
untuk diisi oleh pengunjung.Tetapi bukan untuk dimintai komentar
kelemahan dan kekurangan atas hasil karyanya melainkan untuk diberikan
komentar tentang kekuatan & keindahan lukisannya itu.
Setelah beberapa hari, si pelukis pun kembali membaca buku komentar pengunjung & dia
tersenyum senang setelah membaca seluruh komentar atas apresiasi seluruh
pengunjung yang hadir. Jika pengunjung yg terdahulu mengkritik &
melihat kelemahan, sedangkan pengunjung yang belakangan ini memberi komentar dengan memuji & mengagumi lukisan yang sama.
Dan kebanyakan poin-poin yg sebelumnya dikritik habis -habisan waktu itu sekarang justru terbalik malah cenderung dipuji –puji.
Dari dua pameran lukisan si pelukis mendapat sebuah kesadaran bahwa
"TIDAK ADA YG SEMPURNA DI DUNIA INI".
Apapun yg kita kerjakan, yang kita perbuat, kita lakukan untuk orang
lain.Sehebat & sesempurna menurut diri kita ternyata di mata orang
lain ada saja kelemahan & kekurangan -kekurangan.
Meskipun disaat yang bersamaan pun ada yang menyukai dan memberi
apresiasi positif terhadap diri kita. Maka janganlah berhenti berbuat,
berkiprah, melakukan apapun terbaik yang kita mampu untuk siapapun
meskipun semua yang kita lakukan itu tidak pernah dianggap sekalipun.
Illustrasi" saat melukis kaligrafi kontemporer Th. 2006. Sebelum
kaligrafi kontemporer menjadi sesuatu yang ngetrend seperti sekarang
ini.
Respon Cepat