Assiry gombal mukiyo, 03 Januari 2015
KH.Abdullah Gymnastiar atau Aa' Gym begitu beliau disapa, sebelum
tampil di media, pesantrennnya di Gegerkalong Bandung disebut sebagai
Bengkel Akhlaq. Tidak sedikit para orang tua menitipkan anaknya untuk
dididik dengan harapan berakhlaq baik. Motto pesantrennya adalah
MANAJEMEN QOLBU, Logo Icon nya QOLBUN SALIM, essensi ceramahnya
JAGALAH HATI dan terkenal dengan lagunya " Jagalah hati jangan kau
sakiti....eh salah, maksud saya jangan kau kotori".
Kehidupan
pribadinya sangat sederhana, ketika menerima tamu rumahnya beralas
tikar, kegiatan ceramahnya selain di masjid, diutamakan ke
instansi-instansi pemerintah dan BUMN. Begitu sederhananya Aa' Gym,
hingga materi ceramahnya cukup mengulas keadaan dilikungan hidup
sehari-hari beserta solusinya, sehingga essensi ceramahnya banyak
mengena kepada para umat.
Selain itu untuk menunjang perekonomian
beliau mengembangkan koperasi, dan bisnis lainya, juga bekerja sama dg
radio dan TV swasta, yang sekarang sdh punya sendiri. Ketika itu
Bulan Ramadahan Aa' Gym pertama kali bekerja sama kontrak dg RCTI untuk
berdakwah ke seluruh pelosok Indonesia berkendara helikopter agar cepat
dan mudah dijangkau ( dikontrak 3 M), mudah-mudahan saya salah info.
Selanjutnya Aa' Gym menjadi terkenal diseluruh Indonesia, ceramahnya
banyak menghiasi layar kaca, untuk ceramah di darat, beliau berikan
aturan yaitu harus di tempat luas, lapangan, terminal atau di Masjid
besar agar ceramahnya lebih efektif. Untuk Masjid-Masjid kecil
seperti di kampung sudah tidak kebagian jadwal waktu.
Seiring
kemajuan pesat dakwahnya pesat pula kehidupan keluarga dan pesantren
nya, banyak merekrut merangkul pembimbing atau Ustaz yang profesional.
Pesanrennya terkesan netral karena tidak memihak kepada salah satu
aliran faham dan golongan, inilah kehebatan Aa' Gym, sukses diberbagai
bidang.
Namun siapapun manusianya mau kalangan dan profesi
apapun, semua kesuksesan itu akan selalu menghadapi pro kontra, juga
harus melewati seleksi alam, ini mutlak pasti terjadi kepada siapapun.
Maka terjadilah seleksi alam itu dengan hal yang sangat klasik
dikalangan ustaz atau kiyai dan masalah klasik tersebut adalah isu
"poligami".
Saat itu bukan media saja, tapi seluruh jamaah, dan
masyarakat Kota Bandung dan sekitar pesantrennya tersentak kaget,
terhuyung-huyung bagai terpanah ulu hatinya hingga berdarah-darah
sakitnya. masalahnya sudah dikomitmenkan dalam ceramahnya oleh beliau,
bahwa "...istri cukup satu,,". Meskipun mungkin itu bisa berarti satu di
bandung dan satu dijakarta.
Maka slogan dan motto "JAGALAH HATI"
seolah menjadi batal, karena banyak yang merasa terlukai hatinya
termasuk anak, istri, keluarga dan juga tentu pasti mertuanya..?,
selanjutnya terjadi perceraian dengan istri tuanya, meskipun akhirnya
istri tuanya ruju'/ kembali membangun dan menjaga pernikahan hingga
sekarang ini.
KH. Abdullah Gymnastiar, adalah sampel yang paling
kuat sebagai figur yg awalnya ordinary people, diangkat media, lalu
menjadi populer, famous, terkenal, kaya raya, dan menikah lagi, lalu
ditendang hingga tersungkur dan dicampakkan oleh media, seolah "pendosa"
yg paling fatal dan tak terampuni lagi. Padahal Arifin Ilham pun
poligami, Rhoma juga poligami, Yusuf Mansyur juga diam -diam ternyata
poligami, namun karena media tak punya kepentingan mencampakkan mereka,
nama mereka masih aman di atas singgasana angin.
Lagian juga itu
urusan mereka mau beristri satu atau maksimal empat itu hak mereka, kita
tidak memiliki hak apapun untuk menilai mereka dengan rendahnya. Inilah
orang Indonesia. Suka "kagetan" dan cenderung shok bila mendengar kata
"Poligami", kemudian ribut bukan kepalang. Begitulah, suara media
adalah sabda. Maha benar Media dengan segala firmannya. Seperti itulah
kiranya kesaktian media. Yang salah bisa jadi menang, yang pendosa bisa
tetap bersinar bak malaikat.
Barangkali doa saya yang paling
"urgent" agar selamat dari media adalah "Aku berlindung dari godaan
media yg terkutuk". Seiring dengan itu semua hingga saat ini banyak
bermunculan Da'i-dai
baru di media, dan tentu Media TV hanya akan menyuguhkan program acara
dengan rating tanpa tau alur dan tujuan dari essensi da'wah yang
sesungguhnya.
Mau tukang sol sepatu, tukang gorengan, muallaf yang
baru belajar baca Al Quran, asal bisa menyebutkan dalil satu atau dua
dari Hadist maupun Al Quran dan memenuhi syarat tertentu ditambah dengan
sedikit polesan dengan sorban dan peci maka sejak saat itu tukang sol
sepatu bisa jadi Ustaz, tukang gorengan atau muallafpun menjelma
menjadi Ustaz dan gelar baru "Pak Kiyai".
Setelah lama
tidak
nampang di TV Aa Gym badannya semakin atletis saja. Saya yakin itu
karena waktu luangnya juga dimanfaatkan dengan sering nge-Gym, yah
sesuai lah dengan namanya Aa-Gym. "Badan juga makin bugar dan
segar,..... lha wong istri dua kiwo tengen mijeti kabeh" celetuk Mas
Joko Arto Putrodoso di pojok sambil nge-Gym biar bisa seperti Aa'Katanya lantang.
Respon Cepat