Assiry gombal mukiyo, 25 September 2016
Tidak sedikit tetangga saya yang ikut bergabung dengan Jamaah Kanjeng
Dimas ini. Sudah berapa ribu orang yang berbondong-bondong mengikuti
ritual penggandaan uang tersebut, meskipun itu palsu dan penuh tipu
muslihat.
Seperti dilaporkan, Kanjeng Dimas atau Dimas Kanjeng
ditangkap polisi karena diduga menjadi otak pembunuhan dua pengikutnya.
Si pengikut dibunuh karena akan membongkar kejahatan Dimas Kanjeng.
Selama ini berita yang beredar hingga kampung saya di Kudus Jawa Tengah
Dimas Kanjeng mengaku bisa menggandakan uang. Syaratnya para pengikutnya
harus menyerahkan sejumlah uang sebagai mahar agar bisa menghasilkan
berlipat -lipat.
Berkali-kali saya memberikan penjelasan kepada
tetangga yang kebetulan menjadi pengikut dan kacung setia Kanjeng Dimas
tersebut. Saya bilang bahwa penggandaan uang itu tidak pernah ada. Yang
ada justru uangmu akan habis ludes karena tanpa sadar kamu akan terus
ketagihan untuk memberikan uang bahkan menjalankan apa saja demi
menuruti perintah Kanjeng Dimas.
Sebab pertama karena anda sudah
betul -betul berharap bahwa akan mendapat ganti puluhan kali lipat uang
yang sudah anda berikan kepada Kanjeng Dimas itu. Jadi prinsipnya
semakin banyak yang diberikan kepada Kanjeng Dimas anda semakin dinina
bobokkan dengan harapan semua bahwa ratusan juta bahkan milyaran uang
anda akan dapatkan. Sebab kedua karena anda ingin mendapatkan uang
banyak dan cepat kaya dengan cara yang instan dengan prinsip kalau bisa
beternak uang kenapa harus susah payah bekerja. Inilah mind set yang
keliru.
Ini kan kelewatan. Modus, tukang tipu dengan menjual nama
Agama memang sangat menggiurkan. Kalau mau mendapatkan uang banyak yah
kerja bukan malah digandakan. Memang ternak bisa terus bertelur atau
melahirkan anak yang bernama uang. Hidup nemang butuh uang tetapi bukan
segalanya. Tidak perlu menjadi makhluk yang merendahkan diri dengan
mengejar-ngejar makhluk lainnya yang namanya uang. Karena derajat kita
lebih tinggi dari uang.
Yang kita perlukan adalah bagaimana kita
memiliki kepribadian dengan sifat, sikap dan perilaku yang
membuat uang mengejar-ngejar kita. Jadi misalnya, apa yang disebut
amanat, amanah. Jadi orang merasa aman dengan Anda. Kalau orang nitipin
motor ke Anda orang percaya motornya nggak akan rusak, orang nitipin
istrinya ke anda karena keluar kota, anda tetap menjaganya nggak akan
dipakai yang enggak-enggak.
Orang nitipin jabatan kepada Anda orang
merasa aman kepada Anda, itu disebut "mukmin" kalau dalam Islam. Asal
Anda bikin orang aman, Anda bisa dipercaya, Anda membuat segala sesuatu
stabil, maka Anda tidak perlu cari uang, karena uang akan sibuk mencari
Anda.
Jika anda penjual jasa misalnya, pelayananmu baik, hasil
karyamu berkualitas, cara kerjamu profesional meskipun cuma usaha "jasa
loundry", tetapi jika itu anda jaga dengan baik saya yakin anda justru
akan dikejar oleh uang artinya banyak pelanggan setia, orang dengan rela
hati malah menambah tips karena wangi, bersih dan juga rapi hasil
loundry anda.
Saya sendiri menjual jasa dengan melayani jasa
kaligrafi di hampir seluruh penjuru Indonesia dan beberapa kali ke Manca
Negara, tanpa modal uang sepeserpun. Tetapi karena kepercayaan dan
amanah terus saya jaga, setiap bulan orang -orang berbondong -bondong
mencari saya, menelpon dan menginginkan saya dengan kendaraan CV.Assiry
Art untuk menebarkan keindahan kaligrafi entah itu Masjid Kampus dan
perkantoran, Masjid Kementerian Negara, Musholla Apartemen, Surau
kampung atau Musholla pribadi dan lainnya.
Menurut saya jangan
menyibukkan diri dengan sibuk hatinya, sibuk pikirannya, darahnya,
emosinya, batinnya, jiwanya, sholatnya, hajinya, untuk mencari uang.
Karena derajatnya uang itu yang mencari Anda. Anda derajatnya adalah
dicari oleh dunia, Anda tidak punya derajat yang rendah untuk mencari
dunia, kalau menurut Allah seperti itu. Jadi sesungguhnya dengan Anda
tidak terlalu berkonstrasi mencari uang, apalagi ko sampai melacurkan
diri kepada uang dengan menipu, korupsi, memanipulasi yang muaranya
adalah merugikan orang lain, maka sesungguhnya potensi uang yang datang
kepada Anda jauh lebih banyak dari pada kalau Anda sibuk mencari uang.
Ini ekonomi siklikal namanya.
Tentu anda dan bahkan kita semua
harus berkerja secara halal sekecil apapun itu usaha kita asal kita
telaten dan sabar, semua akan berbuah dan buah kesuksesan. Entah cepat
atau lambat kita yang pasti memanennya. Karena hidup tidak hanya mencari
dan nemburu uang tetapi menaburkan kebaikan.
Dalam filosofi Jawa dikenal “urip mung gawe kebecikan”. Jika ini dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka “efek samping”nya
adalah materi, uang atau nafkah yang justru lebih melimpah daripada
ketika tujuan hidup kita adalah mencari uang semata. Tentu ini berbeda
dengan “Kiai Yusuf Mansyur” yang demikian heroik menafsirkan Qur’an
dengan “teori” sedekah versinya. Benar dalam Al Qur’an Allah SWT
menjanjikan akan melipatgandakan amal kebaikan menjadi 700 kali dan
seterusnya, namun tentu ini harus dimaknai dalam hubungan “rasa
cintaNya” kepada kita, dan bukan hubungan matematis-kapitalistis. Kalau
terjebak dengan cara pandang Kiai Yusuf Mansyur maka orang yang
bersedekah bukan dalam kerangka taqwa dan tawakal, melainkan dalam
hubungan dagang. “Ini lho Tuhan aku sudah bersedekah, mana imbalan 700
kali itu ?”, barangkali ini yang dicari manusia.
Padahal Allah
SWT sudah bernjanji akan memberi rezeki dari arah yang tidak diduga-duga
dan akan mencukupkan segala kebutuhan kita, dan Allah hanya meminta dua
hal dari kita: taqwa dan tawakal. Taqwa tentu terkait dengan kemesraan
cinta antara hamba dan Tuhannya dan tawakal adalah term yang tidak
terpisah dari kata kerja. Orang yang tidak pernah bekerja dalam kebaikan
tidak boleh mengklaim dirinya tawakal hanya dengan jalan menyerahkan
diri saja kepada Allah SWT. Sederhana saja, Allah telah berbagi kepada
kita secara demokratis. Kita sudah diberi berbagai fasilitas di alam
semesta ini, dan tentu saja ada pembagian tugas atau sharing. Ada qudrah
dan ada iradah.
Ingat Untuk urusan uang, Tidak ada cara yang
instan kemudian jadi kaya seperti kasus MLM dan penggandaan uang tanpa
melalui kerja dan usaha. Yang cepat tapi enak itu tidak ada dalam hidup
ini kecuali jika anda terpaksa onani.
Respon Cepat