PSKQ Modern, 06 Februari 2017
Dalam bidang kaligrafi siapa yang hari ini tidak mengenal Assiry,
panggilan akrab Muhammad Assiry. Founding Father sekaligus pimpinan
Pesantren Seni Rupa & Kaligrafi Al Qur’an PSKQ Kudus Jawa Tengah.
Dia adalah sosok Kaligrafer Indonesia yang prestasi dan rejekinya
mendunia, sang maestro kaligrafi dengan sejuta prestasi. Assiry
merupakan putra ke 6 dari 9 saudara dari pasangan Sudiro Yasir dan
Kadarsih warga desa Undaan Lor Kecamatan Undaan Kab. Kudus, Jawa Tengah
Indonesia.
Masa Kanak -Kanak
Di usia 5 tahun Assiry kecil
tidak jauh berbeda dari anak-anak seusianya yang suka bermain dan
bersenda gurau, tapi ada yang unik bahkan nyleneh dengan kebanyakan
anak-anak lainya. Ia hobi corat-coret di kertas, papan tulis bahkan
sampai dinding rumah tetangganya tak luput dari sasaran tangan
kreatifnya. Sampai-sampai ia pernah dijewer oleh tetangganya. Hobinya
melukis tidak sia-sia. Sejak taman kanak-kanak Assiry kecil kerap meraih
juara lomba melukis kategori anak-anak tingkat kecamatan.
Namun
sayang, hobinya yang terfokus pada bidang seni membuat ia tidak
menyenangi pelajaran berhitung dan angka-angka layaknya matematika dan
fisika, ia hanya menyenangi mata pelajaran sejarah dan mengarang.
Perkenalanya dengan dunia kaligrafi dimulai sejak ia masuk Madrasah
Diniyah Ibtidaiyah di bawah asuhan dan bimbingan Kyai Abdul Hafidz.
Kemampuan seninya semakin terasah ketika ia masuk Madrasah Aliyah
Negeri, disana Assiry remaja mendapat gemblengan dari jawara-jawara
kaligrafi seperti Ustadz H. Nur Syukron (peraih juara 1 kaligrafi
nasional tahun 1994 di Riau) dan sepulang belajar di sekolah Assiry
belajar kaligrafi pada KH. Nur Aufa Siddiq, berkat bimbingan kedua
seniman kaligrafi tersebut, Assiry lebih banyak mengenal kaidah
Kaligrafi murni klasik. Setelah lulus MAN th.2007 ia melanjutkan Belajar
"ngaji kitab kuning" di Madrasah Diniyyah Kradenan Kudus sambil
bermukim dan khidmah di Sanggar Gristaz Annur yang didirikan oleh KH.Nur
Aufa Shiddiq sampai th.2000.
Awal Prestasi
Pada tahun
1999 Assiry berhasil menorehkan tinta emas, terbukti dengan raihan juara
1 kaligrafi cabang Naskah tingkat Jawa Tengah dan secara otomatis ia
mewakili Jawa Tengah pada MTQ Nasional di Palu Sulawesi Tengah meskipun
hanya meraih juara harapan. Assiry tidak mengenal putus asa, keinginanya
untuk total dan profesional dalam berkesenian mengantarkan pria ndeso
ini hijrah ke Jakarta untuk belajar dan mendalami Ilmu Seni Rupa dan
belajar melukis kepada kakaknya, Rosidi pendiri WADAH ART serta
melanjutkan pengembaraan ilmunya pada tahun 2000 di Pesantren Kaligrafi
Al Qur’an LEMKA, Sukabumi Jawa Barat di bawah bimbingan dan asuhan KH.
Drs. Didin Sirojuddin AR selama satu tahun. Setelah melanglang buana ke
berbagai tempat, hingga akhirnya ia memutuskan untuk nyantri di
Pesantren An-Nidzom, Panjalu di bawah asuhan KH. Muhtar, karena
keinginanya untuk mendalami kaligrafi secara total, Assiry akhirnya
memutuskan untuk kembali belajar di LEMKA hingga tahun 2003.
Pada
tahun 2002 pria kelahiran Kudus 16 Agustus 1980 ini kembali menuai buah
kerja keras dan ketekunanya, sejak juara kaligrafi cabang naskah di
Banten yang mengantarkanya ke Tanah Suci Makkah hingga menyabet juara 1
kaligrafi se Asia Tenggara yang di helat di Brunei Darussalam. Karirnya
melesat sukses, puluhan gelar juara kaligrafi tingkat kabupaten maupun
provinsi berhasil ia rengkuh dengan gemilang. Hingga klimaksnya pada
tahun 2003 ia berhasil merengkuh gelar juara kaligrafi naskah di DKI
Jakarta, dan juara 1 MTQ Nasional di Palangkaraya Kalimantan Tengah.
Tidak hanya itu pada tahun 2006 bahkan Assiry membuat penyelenggara
Lomba Kaligrafi Pemerintah Negara Brunai Darussalam dibuat takjub
olehnya karena seluruh kategori kaligrafi yang dilombakan baik Khat
Naskhi, Khath Tsulust, Khath Riqah dan Khath Diwani ia sebagai Juara 1.
Bahkan ketika ditawari untuk menjadi penulis kaligrafi di Kementerian
Agama ( Hal Ehwal Ugama) Brunai Darussalam Assiry justru menolaknya.
Karena baginya lebih baik ilmunya bisa diamalkan untuk memajukan dan
mengkader para Seniman dan Kaligrafer ditanah Airnya Indonesia begitu
paparnya.
Sosok Yang Haus dan Cinta Ilmu
Assiry adalah
pribadi yang haus akan khazanah keilmuan, bagaimana tidak setelah menuai
prestasi yang tidak henti-henti ia tidak cepat puas diri, kembali ia
mengembarakan diri mendalami Tilawah (seni baca Al Qur’an) di bawah
asuhan Ustadz Adli Asari Nasution, di warung Nangka Bogor. Selain terus
giat belajar, Assiry juga mendirikan galeri seni lukis ANUGERAH ART di
daerah Caringan Bogor bersama kader-kader binaanya. Disamping mendirikan
galeri seni Assiry bersama teman-temanya sempat memproklamirkan KUASS
atau Komunitas Seniman Kudus dan berhasil mengkader lebih dari 1500
kaligrafer dan seniman, kegiatanya meliputi pementasan drama kolosal
hingga lomba tilawah dan kaligrafi. Disamping itu ia juga menambah
pengetahuan dunia pendidikan dengan melanjutkanstudy di STAIN Kudus
dengan mengambil jurusan tarbiyah 2007-2012 dan fokus S2 pada study Ilmu
Hukum di UMK Kudus 2016 .
Mendirikan Kampung Kaligrafi Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al Quran Bertaraf Internasional.
Pemuda asli desa Undaan lor ini termasuk sosok yang all aout, total
dalam berkarya dan menekuni suatu bidang keilmuan. Di tahun 2006 ia
kembali menyabet juara 1 di tingkat Asia Tenggara di Brunei Darussalam
pada tiga cabang berbeda sekaligus yaitu khoth Tsulust, Diwani dan
Riqah. Sepulangnya dari Brunei di tengah iming-iming hadiah dan tawaran
menjadi PNS, muncul niatnya untuk mendirikan wadah atau pesantren yang
berkonsentrasi pada bidang seni rupa dan kaligrafi. Ide ini muncul atas
keprihatinanya terhadap perkembangan kaligrafi dan seni rupa di Jawa
Tengah yang cenderung stagnan, disamping itu tidak adanya perhatian dari
pemerintah khususnya LPTQ Jawa Tengah. Hingga akhirnya tepat di hari
Rabu Wage tanggal 17 Januari 2007, Assiry memperkenalkan lahirnya
Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al Qur’an (PSKQ) atau masyhur disebut
sebagai "Kampung Kaligrafi Indonesia". Sebuah lembaga pendidikan
kejuruan pertama basic Pesantren yang pertama di Indonesia bahkan di
Asia Tenggara.
Selain bergerak dalam bidang kaligrafi, para
santrinya pun diajarkan berbagai disiplin ilmu sepertin seni murni,
kreasi patung 3 dimensi hingga seni lukis teknik semprot airbrush.
Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al Quran( PSKQ Modern) hingga saat ini
sudah menelorkan jago -jago Kaligrafi yang berprestasi Kaligrafi baik
juara Kaligrafi tingkat Nasional maupun Internasional. Sebut saja Nukman
Al Farisy Aceh Santri angkatan 2009 sampai 2014, Juara Nominasi
Kaligrafi Internasional di Malaysia 2012-2014, Rahmawati, Palu Sulteng,
Santri angkatan 2010-2011 Juara nominasi Kaligrafi Nasional Bayt Quran
TMII 2015, Rifqi Nashrullah Ponorogo Santri angkatan 2008 sampai 2012
Juara 1 Kaligrafi MTQ Nasional 2012 Ambon, Huda Purnawadi Santri
angkatan 2012 Juara 1 Kaligrafi tingkat Internasional di Iraq 2016,
Muhammad Hamzah Pati Santri angkatan 2007-2008 Juara Nominasi Kaligrafi
Internasional di Turki 2017 dan lainnya.
Mengajarkan Kaligrafi Secara Gratis
Motto yang terus ia pakai adalah "membumikan Al Quran dan menebar
virus-virus kaligrafi yang meneduhkan jiwa". Tidak hanya sebatas slogan
dan tulisan belaka Assiry membuktikannya dengan menggratiskan beaya SPP
dan uang bulanan seluruh Santrinya yang belajar Kaligrafi di PSKQ
Modern. Bahkan ia juga melakukan safari kaligrafi setiap bulan
berkeliling dari kampus satu ke kampus lainnya dengan membuka pelatihan
dan Workshop kaligrafi juga secara gratis. Hingga saat ini beberapa
kampus ternama yang ia asuh adalah: UIN Sunan Kalijaga Jogya, UIN
Walisongo Semarang, dan lainnya. Link PSKQ Modern klik:
www.pesantrenkaligrafipskq.com
Karya -Karya Kaligrafi Assiry
Setiap bulan ada 4 hingga 5 Masjid yang menggunakan jasa Kaligrafinya
melalui perusahaan Jasa kaligrafi dan Seni Arsitektur islami yang ia
bangun bersama keluarganya yakni CV. Assiry Art yang ia dirikan pada
th.2000 saat masih belajar Kaligrafi di Pesantren Kaligrafi LEMKA
Sukabumi, Jawa Barat. Beberapa Link Website perusahaannya:
www.assirykaligrafimasjid.com,
www.assirygrckubah.com,
www.assirykerajinankaligrafi.com,
www.kaligrafi-masjid.com dan lainnya.
Data yang diperoleh dari Admin CV.Assiry Art menyebutkan bahwa Jasa
kaligrafi Masjid yang menguasai Online ini terhitung mulai th.2011
hingga 2017, CV.Assiry meraih rekor pemborong jasa Kaligrafi terbanyak
dan terbaik di Indonesia.
Karya kaligrafi baik di dinding dan Kubah
Masjid dari berbagai bahan dan media seperti: kayu, GRC, emas, kaca,
kain, tembaga, kuningan, tersebar menghiasi ratusan Masjid dan Musholla
di Indonesia dari Sabang hingga merauke juga mancanegara seperti:
Malaysia, Brunai, Singapura, Korea Selatan dan Singapura.
Puluhan
karya lukisan Kaligrafi dan lauhahnya (Kaligrafi klasik) banyak
dikoleksi oleh para pejabat Kementerian di Indonesia. Bahkan pada akhir
bulan Mei 2016, Ibu Khofifah Indar P. Menteri Sosial RI secara khusus
memintanya untuk mendekorasi seluruh interior Masjid Al Hikmah yang
terdapat di Komplek Kementerian Sosial dengan lukisan dan ornamen
kaligrafi full.
11 Lukisan Kaligrafinya Yang Ia Buat Sekitar Th.2015 Hingga 2016 Sudah Terjual Hingga 3 Milliar Lebih.
Rata -rata lukisan kaligrafinya dibanderol dengan harga mulai 50 jt.
Meskipun demikian ia tetep hidup sederhana dan bersahaja meskipun
sebagai Seniman Kaligrafi Ia termasuk salah satu Maestro Kaligrafi
Indonesia yang sukses.
Membuat Kaligrafi Mushaf Al Quran Terbesar di Dunia
Sukses menggelar Sayembara Kaligrafi Mushaf tingkat Nasional yang ia
selenggarakan dalam rangka HARLAH PSKQ Modern ke-10 pada tgl 16 sampai
21 Januari 2017 lalu di Hotel Graha Muria Colo, Kudus, Jawa Tengah.
Dalam beberapa hari ini Assiry bersama Santri -Santri PSKQ Modern sedang
membuat karya Master piece Kaligrafi Mushaf yang disinyalir sebagai
Mushaf Al Quran terbesar di dunia dengan bahan kanvas ukuran 2x3 meter.
Rencananya Mushaf Al Quran Surat Al Fatihah yang dihias dengan ornamen
batik kudus dan motif Gebyok Kudusan ini akan dipamerkan saat soft
launching Festival Istiqlal lll 2017 yang digelar mulai 21 sampai 27
Februari 2017. Ketika Bupati Kudus H.Musthofa bertanya saat membuka
Pameran Kaligrafi Nasional yang
Ia selenggarakan itu "kenapa Mushaf
Al Quran tidak ada yang memakai corak motif kudus? " Dalam kesempatan
yang sama Assiry menjawab dan menegaskan bahwa Ia bersama PSKQ Modern
yang akan langsung memulai memperkenalkan motif batik kudus dikancah
Nasional dan Internasional dengan membuat Mushaf Al Quran terbesar di
dunia itu yang disambut dengan rouh gemuruh tepuk tangan para Pejabat
PEMDA Kudus dan seluruh tamu undangan yang hadir dalam kesempatan itu.
Bagi Assiry inilah "moment" yang tepat untuk menunjukkan kepada dunia
bahwa motif batik nusantara khas Indonesia tidak kalah cantik dengan
ornamen Turki yang dikenal dengan "tezhip" atau dalam bahas Arab disebut
"tadzhib" itu.
Di tengah bergelimangnya prestasi yang ia
dapatkan itu, Assiry memang sosok yang tidak cepat puas. Terbukti ia
masih mempunyai cita-cita luhur dan mendamba mendirikan sebuah wadah dan
bertekad menjadikan Indonesia sebagai Pusat Study Kaligrafi Islam di
Dunia setelah Turki dan mendirikan Institut Seni Kaligrafi Islam Assiry
pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Semoga !
Admin PSKQ Modern.
Disadur dari berbagai Sumber baik media cetak maupun elektronik.
Respon Cepat