Memang bukan saya
namanya kalau tidak gila. Dan bukan gilanya Saya kalau definisinya sama
dengan definisi Anda tentang gila. Wong sama saya saja anda mungkin
bisa gelut dan bertengkar soal mana yang gila dan mana yang tidak kok.
Padahal saya memang gila. Kalau anda kan jelas-jelas waras.
Komunitas-komunitas Islam semakin menyebar dan meluas tapi kedalaman
orang beribadah tidak malah semakin menggembirakan. Ini kan gila......!!
Diantara orang-orang yang beribadah kepada Tuhan itu ternyata banyak yang majnun.
Orang berdiri khusyuk dan bersedekap. Matanya konsentrasi ke kiblat.
Mulutnya mengucapkan hanya kepada-Mu aku menyembah, dan hanya kepada-Mu
aku memohon pertolongan tapi faktanya orang itu tidak hanya kepada Tuhan
menyembah. Wong jelas tiap hari dia menyembah kepada kepentingan
politik, para cukong, para DPR, Lurah atau juga mungkin kepada RT dan
RW.
Minta tolongnya juga kebanyakan tidak kepada Tuhan. Ia lebih
banyak tergantung pada atasannya dibanding kepada Tuhan. Meskipun dia
tidak menyatakan, tapi terbukti jelas dalam perilaku dia bahwa yang
nomor satu bagi hidupnya bukan Tuhan, melainkan penguasa-penguasa lokal
dalam hidupnya. Entah penguasa politik, atau penguasa ekonomi, lebih
-lebih penguasa hati alias pacar. Itu kan namanya majnun. Tuhan kok
dibohongi. Dan caranya membohongi Tuhan dengan kekhusyukan lagi. Kalau
otaknya sehat, hal begitu tidak terjadi. Hanya otak gila saja yang
memungkinkan hal itu terjadi.
Orang yang tak menggunakan
pengertian mengenai konteks, proporsi dan lokasi-lokasi persoalan, itu
virus junun atau gila yang menyebabkannya. Orang bilang keadilan sosial,
tapi kerjanya tiap hari menata ketimpangan, itu majnun. Orang bilang
semua perjuangan ini untuk rakyat, padahal prakteknya tidak — itu
namanya virus junun bahlul dan ndlohom, Orang bilang belajar itu harus
di kelas padahal belajar kita musti turun ke lapangan (out bound).
Melihat dan belajar lngsung dari setiap problem solving dalam disiplin
setiap ilmu, agar bisa memahami pada konteks Iqra' kauniyyah bukan
hanya iqra' qauliyyah. Ini kan sinthing.
Orang bilang bikin anak
harus "ngaceng"dulu....padahal tanpa proses ngacengpun Tuhan bisa tapi
akhirnya dimaknai dengan tanam sperma atau bayi tabung dan semacamnya.
Celakanya benih yang ditanamkan bukan benih suaminya.
Jian Sinthing dan gombal mukiyo sekali kalimat saya yang terakhir ini. Inilah bukti kegilaan saya yang sesungguhnya.
Respon Cepat