Assiry presiden kaligrafi, 22 mei 2013
Seorang anak muda mengunjungi seorang ahli Kaligrafi
dan menyatakan maksudnya untuk berguru. Ahli kaligrafi itu menolak pada
mulanya, karena dia kuatir anak muda itu tidak memiliki kesabaran,keuletan,ketahanan
mental yang cukup untuk belajar. Anak muda itu memohon dan memohon sehingga
akhirnya ahli kaligrafi itu menyetujui
permintaannya.“Datanglah ke sini besok pagi.” katanya dengan lembut dan
berwibawa.
Keesokan harinya, ahli kaligrafi itu meletakkan
beberapa buku kaligrafi hasil karyanya yang sederhana dan alat tulis yang yang
sudah di raut dan siap untuk di gunakan kemudian memberikan kepada si anak muda
tadi dengan meletakkannya di atas mejanya lalu memerintahkan untuk melihat dan
menjiplaknya, dengan harapan anak muda tersebut bisa lebih cepat menguasai
dengan metode kaligrafi terapan yang di yakini oleh ahli kaligrafi tersebut
lebih praktis dari pada cara lainnya, dengan syarat setiap coretan jiplakan
dari awal sampai akhir itu di kumpulkan dan setiap karya di beri keterangan
tanggal dan hari saat selesai pengerjaan,lalu di simpan rapi di mejanya saja.
Ahli kaligrafi itu kemudia meneruskan pekerjaannya
dan meninggalkan anak muda itu sendirian sampai sore hari.
Hari berikutnya, ahli kaligrafi itu kembali menyuruh
anak muda itu menjiplak huruf demi huruf yang sama,menekankan untuk terus menjiplak dan meniru beberapa karya
kaligrafi dan tidak mengatakan apa pun yang lain sampai sore harinya. Demikian
juga pada hari ketiga, keempat, dan kelima.
Pada hari keenam, anak muda itu tidak tahan lagi
dan bertanya, “Guru, kapan saya belajar dan akan diajarkan sesuatu?”
Gurunya berhenti sejenak dan menjawab, “Akan tiba
saatnya nanti,” dan kembali meneruskan pekerjaannya.
Beberapa hari kemudian, anak muda itu mulai merasa
frustrasi. Ahli kaligrafi itu memanggilnya dan menunjukkan lagi beberapa karya
jiplakan pemuda yang nyaris stress itu untuk di lihat dan di perhatikan secara
sungguh -sungguh. Anak muda yang frustrasi itu sebenarnya sudah hendak
menumpahkan semua kekesalan,kemarahan dan kedongkolannya yang sudah di ubun
-ubun,tetapi ketika coretan demi coretan,lembar demi lembar karya jiplakan
kaligrafi anak muda,dari hari pertama sampai hari terakhir, itu di letakkan
kembali di atas meja dan di perhatikan sekelebatan oleh gurunya,sesaat kemudian
sang Guru bertanya "mana karya -karya jiplakan dari coretanmu mu yg paling
bagus diantara sekian coretan dan jiplakan karyamu ini ? "tanya guru dengn
pelan ..... anak muda itu dengan bersemangt langsung menjawab, “karya terakhir
Ini lebih bagus dari pada saat pertama saya menjiplak huruf -huruf itu."
“Lihatlah, kamu sudah belajar dan memulai menapaki
tangga tingkatan ilmu kaligrafi ,” kata gurunya dengan berkaca-kaca
menasehatinya .
Apapun cara yang di berikan oleh sang guru menjadi memahamkan dan menjernihkan mata bathin bagi pembelajar
dan para pemula, tidak hanya secara lahirnya tapi pada tataran peka dan merasakan
perbedaan dan perubahan yanglebih
baik dari segi kualitas dan estetika ruh( al khatthu handasatun ruhaniyyatun ),tapi
kebanyakan para pembelajar merasa ingin lebih cepat menguasai,ingin apapun
maunya disegerakan oleh sang guru yg justru tanpa di sadari oleh murid (orang
yg menginginkan ilmu) menjadikan hatinya dongkol,emosi dan menghilangkan kesantunan dan ketaatan yang
semestinya terpatri saat di niatkan untuk mndapatkn ilmu dan akhirnya
menjadikan bagi para pencari ilmu tak mematuhi apa yang di nasehatkan dan dianjurkan oleh
gurunya ...ini adalah kecelakaan yang fatal bagi para murid dan pemula untuk mendapatkan mahkota keberhasilan yang
harus melalui tangga-tangga ilmu dalam prosesnya yang tidak singkat untuk di
raihnya...Bukankah ketika guru memberikan arahan dan anjuran tentu dengan
pertimbangan dan maksud yang
baik,tak ada satupun yang
di sebut sebagai guru tapi menyesatkan apalagi menjatuhkan muridnya kedalam jurang
kegagalan. Akan
sangat beruntung dan sangat membanggakan apabila seorang guru bisa
mencetak murid-murid yang
hebat lebih dari gurunya,karena ini adalah keniscayaan oleh seorang yang bergelar Guru ....................................................................................
Kado terimakasih yang berlipat-lipat dan ungkapan bahagia yg
terdalam bagi para guru saya yang
telah membimbing,menuntundengan cahaya
ketulusan,kedalaman
ikhlas yang
tak terkira,mengamanati sebuah
ilmu yang di titipkanNya dan
menunjuki setiap titik dari ilmu bagi yang tak pernah aku mengerti sebelumnya,mengajari
untuk khidmah dan istiqomah,tanpamu wahai para Guru saya hanya seonggok
kepalsuan dan kebodohan yg memekati seluruh jiwa ini .... semoga amal baikmu menjadi cahaya penerang dan sahabat karib yang saat
pekat selalu
menyelimuti keberkahan hidupmu ..Amiiiiin.
Respon Cepat