Assiry gombal Mukiyo, 16 Desember 2014
Dalam ranah pemikiran filsafat, Gus Dur adalah pengejawantahan roh
Islam yang rahmatallilalamin. Islam yang inklusif, lepas dari
kotak-kotak sejarah memilukan yang dipendam ribuan tahun.
Seorang
darah biru, Keturunan Sunan Giri, cucu pendiri organisasi Islam
terbesar dunia Nahdhatul Ulama (NU) Hadratussyekh Hasyim Asy'ari, yang
setia kepada nilai-nilai fleksibilitas agama atas budaya.
Gus Dur
sangatlah berani, mengakui keberadaan agama Konghucu, melindungi
minoritas Syiah dan Ahmadiyah, dan juga sangat akrab dengan semua agama
lain termasuk Kristen dan Hindu, bahkan dengan Israel pun Gus Dur
bersahabat.
Gus Dur juga sangat rajin membaca dan belajar hal-hal
baru, sehingga ilmunya sangat luas dan dalam. Dari khasanah ilmu klasik
hingga ilmu modern dikuasainya.
Bagi yang ilmu keagamaannya
rendah, mereka jelas bingung atas perilaku sufi hakikatnya, misalnya kok
Gus Dur mau-maunya dibaptis di gereja. Dan dengan renyah penuh tawa Gus
Dur berujar " Lha wong sudah terlanjur datang, tuan rumah mau
membaptis, ya ga enak kalau ditolak".
Bagi yang imannya tingkat
dasar, jelas bisa marah dan menuduh Gus Dur murtad, padahal bagi Gus
Dur, iman itu jauh di pelosok jiwa, tidak akan goyah oleh ancaman
kematian, apalagi cuma oleh pembaptisan. Output dari iman dan islam
adalah rahmatallilalamin, dengan dibaptis Gus Dur telah merangkul
saudara Kristiani dalam pelukan Islam yang damai dan indah.
Betapa saat ini, jiwa agung Gus Dur telah banyak hilang dari ghirah
Islam. Islam telah disulap menjadi agama menakutkan, yang jangankan
dengan agama lain, dengan Islam beda tafsir dan aliran saja sudah banyak
terjadi pembunuhan.
Islam di langkah agung Gus Dur adalah Islam
yang rileks, santai, penuh senyum canda, dan menebarkan keindahan
persaudaraan. Islam yang luas pengetahuan, mau belajar ilmu dari segala
penjuru angin. Islam terbuka yang menerima semua manusia dengan segala
perbedaannya apa adanya, dengan penuh cinta.
Mereka yang
menampilkan wajah Islam dengan garang dan terkadang dengan cara -cara
kekerasan seperti ISIS dkk, itu biasanya sudah terkontaminasi paham
Wahabi, Wahabi itu aliran Islam puritan yang didirikan oleh Ahmad Wahab,
bersekongkol dengan Ibnu Saud yang ingin menjadi raja Arab dan bahkan
mereka akhirnya besanan (anaknya Wahab yang kawin dengan anaknya Ibnu
Saud, Abdul Aziz).
Ulama Wahabi akan mendukung Raja walaupun
sang Raja jelas melanggar Al Quran.Satu contoh misalnya banyak Raja
Saudi yang punya istri lebih dari 4
bahkan bisa ratusan atau berpesta alkohol. Setelah Saudi kaya karena
ekspor minyak , tidak kurang 900 trilyun disebarkan ke seluruh dunia
untuk menyebarkan paham wahabi, paham sangat kaku dan keras.
Siapapun saja orang islam yang tidak mengakui dan mengikuti fahamnya
tentu dicap kafir dan sesat. Bahkan mereka juga mengkafir-kafirkan Ulama
-ulama Salaf.Contoh kecil kekakuan mereka misalnya mereka melarang
perempuan menyetir, perempuan harus menutupi seluruh tubuh termasuk
muka. Bahkan pernah terjadi kebakaran yang mengakibatkan banyak gadis
tewas karena polisi syariah melarang mereka keluar dari lokasi kebakaran
karena tubuhnya tidak ditutupi total. Petroislam ini telah meracuni
banyak penjuru dunia, terutama daerah miskin yang mudah ditipu dengan
iming-iming uang.
Sosok seperti Gus Dur ini begitu dirindukan
oleh siapapun dan oleh agama apapun. Saat wafatnya bahkan seluruh Umat
Buddha di Indonesia, dari berbagai sekte, para Biarawan para Bhikku,
para Romo/ Pastur mendoakan dan berbela sungkawa atas meningalnya
Gusdur, sampai mengikuti prosesi penguburan Gusdur. Mereka beralasan
karena Gusdur itu Tokoh Panutan yg pantas dihormati dan ikuti..perilaku
dan ajarannya...sifat sifat Asihnya..
Respon Cepat