Kita royal sekali
dengan perkataan “Kafir, kita gemar sekali mencap segala barang yang
baru dengan cap “kafir” pengetahuan barat kafir, radio dan kedokteran
kafir; pantaloon dan sadal dan topi kafir, sendok dan garpu dan kursi
kafir, tulisan latin kafir; ia bergaulan dengan bangsa bukan Islampun
Kafir!
Padahal apa-apa yang kita
namakan Islam? Bukan ruh Islam yang berkobar-kobar, bukan api Islam yang
menyala-nyala , bukan amal Islam yang menngagumkan, tetapi…. Dupa,
korma, jubah dan celak mata! Siapa yang kepalanya bepeci dan berjubah,
siapa yang tangannya bau kemenyan, siapa yang matanya di celak,
jubahnya panjang dan memengang tasbih yang selalu berputar, dia , dialah
yang kita namakan Islam.
Astagfirullah!.......Duh Gusti
Inikah Islam ? Inikah agama Allah ? Yang mengkafirkan radio dan listrik,
mengkafirkan kemoderenan dan ke-up to date-tan? Islam is progress,
Islam itu kemajuan.
Progress berarti barang baru, barang baru yang lebih sempurna yang lebih tinggi tingkatnya dari pada barang yang terdahulu.
Betapa kata-kata Sukarno tahun 1935 masih sangat relevan di masa ini,
dan betapa umat Islam masih terbelenggu oleh kebodohan absolut mereka.
https://infidellica.wordpress.com/2011/…/11/eslam-sontoloyo/
Respon Cepat