Assiry gombal mukiyo, 27 Desember 2014
Salah satu pemimpin Muslim yang patut dijadikan teladan ketika menjadi
khalifah( pemimpin) adalah Umar bin Khatab. Perangainya tegas bukan
keras ( ghalidz al qalb)Selama dia memimpin, tidak seorangpun
kaum miskin pernah dihukum karena mencuri. Bagi Umar, ketika masih ada
kaum miskin, itu kesalahan dia. Mencuri karena kelaparan bukanlah
kejahatan di mata Umar, namun di sisi lain dia sering menghukum kaum
kaya yang masih serakah dan melanggar hukum. Semboyan Umar adalah
'Siapapun yang lemah akan kuat di sampingku, siapapun yang kuat akan
tunduk kepada hukumku'.
Setiap malam dia blusukan keliling kota
tanpa pengawalan, melihat kehidupan rakyat yang dipimpinnya. Bahkan
menjelang meninggal pun dia masih merasa menyesal bahwa masih banyak
rakyat yang belum bisa dijenguknya terutama yang jauh dari Madinah
misalnya di Mesir dan Irak.
Kekhalifahan di bawah Umar telah
menjadi pemerintahan terbesar di dunia saat itu, tapi itu tidak
menjadikan Umar bergelimang dalam kemewahan. Bahkan dia lah yang memulai
dibentuknya Baitul Maal (Kementerian Keuangan) untuk mengumpulkan dana
yang dibagikan lagi kepada seluruh masyarakat, dalam dunia modern
disebut welfare state. Semua uang yang dikumpulkan tahun itu harus
dihabiskan tahun itu pula untuk kesejahteraan masyarakat.
Konsep
welfare state ini lah yang seharusnya diterapkan di semua negara. Di
jaman Khalifah Umar bin Khatab, orang miskin dan terlantar mendapatkan
bantuan termasuk yang non muslim. Ketika ada kelaparan atau wabah,
negara menyediakan makan untuk rakyatnya dan pengobatan massal. Ada
tunjangan buat anak-anak dan uang pensiun buat para lanjut usia.
Uangnya didapatkan dari zakat, infaq, dan shodaqoh. Bagi non muslim
karena tidak diwajibkan zakat maka mereka membayar jizyah, yang
jumlahnya jauh lebih kecil daripada yang harus dibayarkan ke penguasa
sebelumnya baik dinasti Sasanid Persia ataupun Kristen Byzantium.Konsep
ini justru sekarang diterapkan maksimal di Eropa Barat dan
Amerika Serikat. Bagi para pengangguran atau sakit, digaji setidaknya 8
juta rupiah di Eropa Barat, sedangkan di Amerika mendapatkan Food Stamp
yang bisa ditukarkan sembako. Ada banyak bantuan sosial buat anak dan
orang tua, pensiun pun diatur negara dengan sangat rapi.
Sementara di negara-negara mayoritas Islam, konsep welfare state banyak
dilupakan, yang miskin dan terlantar dibiarkan menemui kematiannya
sendiri. Bahkan di negara yang kaya sumber daya alam seperti minyak
bumi, sebagian besar kekayaannya hanya untuk raja dan keluarganya,
rakyat hanya kebagian sisa-sisa, berbeda jauh dengan Umar yang bahkan
keluarganya pun tidak boleh menerima fasilitas negara, tempat tinggalnya
hanya rumah kecil dari lumpur, bajunya cuma satu itupun ditambal sana
sini, bahkan ketika utusan dari Persia datang untuk membayar pajak,
mereka sangat terkejut melihat Umar yang tidur di emperan masjid bersama
dengan kaum miskin Madinah. Umar bahkan berucap, jika ada anjing lapar
di tepi sungai Eufrat, maka itu kesalahan Umar.
Respon Cepat