Assiry gombal mukiyo, 22 Februari 2015
Secara terminologi agnostik adalah orang yang memiliki pandangan bahwa
ada atau tidaknya Tuhan tidak dapat diketahui. Agnostik lawan kata dari
gnostik yang artinya berpendapat bahwa Tuhan dapat diketahui sebagai ada
atau tidak.
Ateis dan teis lebih berimplikasi pada sikap dan tindakan.Sampean
seorang theis jika percaya Tuhan ada dan segala tindakan anda dilakukan
dengan berpedoman atas perintahnya.Sedangkan ateis jika Anda tidak
menganggap Tuhan ada dan tidak mendasarkan tingkah laku atas
perintahnya.
Maka dari itu dapat muncul empat jenis kombinasi:
Pertama Theis agnostik, mereka yang menyembah Tuhan namun mengakui Tuhan tidak dapat diketahui.
Kedua Theis gnostik, mereka yang menyembah Tuhan yang percaya keberadaan Tuhan bisa diketahui.
Ateis agnostik, mereka yang tidak percaya Tuhan dan berpendapat ada/tidaknya Tuhan tidak diketahui.
dan yang terakhir, Atheis gnostik, yakni mereka yang tidak menyembah
Tuhan dan berpendapat bahwa Tuhan memang jelas-jelas tidak ada.
Sebenarnya di Indonesia sendiri banyak didominasi oleh teis agnostik,
yakni mereka yang tidak yakin bahwa Tuhan ada atau tidak namun melakukan
peribadatan untuk sekedar jaga-jaga atau mungkin karena tertanam dalam
keyakinan mereka bahwa jika ternyata Tuhan memang benar -benar ada ini
menjadi kerugian sehingga peribadatan itu bukan karna Tuhan yang
"maujud" tapi karena ketakutan tertentu. (ini bisa juga merupakan residu
ketakutan yang tertanam sejak kecil akan neraka dan dosa akibat tidak
menyembah Tuhan yang benar) atau juga alasan lainnya.
Ada dua
Aktris Indonesia yang berani bilang dirinya tidak beragama di depan
umum, mereka adalah Sherina Munaf dan Dian Sastrowardoyo.
Di masyarakat yang mabuk agama, keberanian mereka patut diacungi jempol.
Tidak beragama tapi mengakui keberadaan TUHAN.
Kita tidak boleh menghakimi siapapun itu mau beragama apa tidak.
Toh sebenarnya agama menjadikan manusia lebih baik dan bijak bukan
untuk saling unjuk "gigi" merasa paling putih giginya.
Dian Sastro fokus dan mengambil ilmu filsafat.
Sepertinya ada pengaruh dari buku-buku kuliah yang dia baca sehingga mengambil keputusan seperti ini.
Bagiku agamaku bagimu agamamu.
Respon Cepat