Assiry gombal mukiyo, 16 September 2016
Jika
seorang perempuan yang bersuami diharamkan berfoto di medsos kenapa laki
-laki yang beristri tidak dilarang juga berselfie ria di medsos. Why?
...Ini fatwa yang sangat prematur, ndobol dan cenderung ngawur. Apa
karena MUI hampir 90 persen laki -laki. MUI betul -betul secara
serampangan mengeluarkan fatwa.
Kasus perselingkuhan itu jangan disalahkan foto, fb, wasshapp, bbm, dan
media-media lainnya. Medsos hanya sarana atau alat yang tidak bisa
jadikan sebagai sebab dan kambing hitam bahwa seseorang berselingkuh.
Media itu tidak bisa dihukumi haram. Semua kembali kepada pribadinya
masing-masing bagaimana menggunakan media apakah untuk sesuatu yan baik
atau sebaliknya.
Selfie, atau foto pribadi itu tidak masalah
selama tidak menimbulkan fitnah dan mengumbar aurat. Meskipun ada
seorang istri yang tiba -tiba mabuk kepayang kepada
seorang pemuda atau sebaliknya lantas gara -gara melihat foto selfie
kemudian berselingkuh dan akhirnya menikah entah itu melalui IG, atau FB
dan semacamnya.
Tetapi Mesdsos hanya berpengaruh tipis sekadar alat
bantu komunikasi. Dan saya tegaskan bahwa perselingkuhan itu bisa
terjadi terhadap siapa saja mau dengan medsos atau tidak. Karena
semuanya kembali kepada pribadinya masing-masing.
Selama ini
masyarakat Indonesia telah memiliki pola pikir keliru dalam menyikapi
segala sesuatu, sehingga memberikan penilaian dan keputusan yang tidak
tepat, misalnya MUI dalam menyikapi pengemis, facebook, selfie dan macam
-macam kekonyolan MUI ini.
Terlebih lagi, MUI sebagai lembaga
yang mengeluarkan fatwa juga tidak memiliki kekuatan hukum yang dapat
menindak pelanggarnya, sehingga apa yang dikeluarkan dapat dianggap
hanya sebagai sebuah wacana saja.
Agama meneladankan sebuah
Kesetiaan. Kesetiaan kepada Rasulallah, kesetiaan kepada Allah, dan
kesetiaan kepada pemimpin umat Islam. Nah, di dalam perkawinan,
kesetiaan adalah juga pilar penting yang akan menegakkan kelanggengan
perkawinan.
Tentang kebiasaan kita mendoakan pasangan pengantin
“Semoga menjadi keluarga Sakinah mawaddah warohmah”, sebenarnya cukup
kita katakan “semoga menjadi keluarga sakinah” sebab mawaddah dan rohmah
adalah dua komponen yang outputnya adalah “sakinah”. Mawaddah adalah
cinta yang masih ada unsur pamrihnya, misalnya cinta karena melihat
ganteng dan cantiknya seseorang yang berhubungan dengan fisik. Sedangkan
rohmah adalah cinta yang sudah murni tanpa ada pamrih, keinginan, dan
dorongan-dorongan lain. Rohmah adalah cinta yang tulus. Keduanya
diperlukan bagi kehidupan perkawinan.
Respon Cepat