Selamat Datang di assiry.kaligrafi-masjid.com , kami ahlinya membuat kaligrafi masjid dan karya seni rupa yang lain, silakan anda lihat karya-karya kami, besar harapan bisa bekerja sama dengan anda.

assiry.kaligrafi-masjid.comadalah buah karya dari Muhammad Assiry Jasiri, seorang seniman dari kota Kudus. Sejak kecil, ia sudah terlihat bakatnya dalam bidang seni. Bakat tersebut semakin terasah seiring bertumbuh remaja di bawah bimbingan para guru kaligrafi ternama di Kudus. Kemudian ia hijrah ke Jakarta dan belajar ilmu seni rupa kepada kakak kandungnya, Rosidi. Kini, segudang prestasi kaligrafi telah ia raih baik di tingkat Nasional maupun di Asia tenggara (ASEAN). Sudah begitu banyak pula masjid/musholla, gedung, maupun kediaman pribadi yang sudah tersentuh goresan tangannya.

Melalui gubug online ini, kami berharap bisa memberi inspirasi anda dan dengan senang hati kami siap melayani semua kebutuhan akan seni rupa dan kaligrafi, desain artistik, serta beragam produk kerajinan khas Indonesia dengan desain eksklusif.

NEGARA KAFIR YANG ISLAMI

Assiry gombal mukiyo, 24 Januari 2015


Sebuah studi oleh Professor Hossein Askari dari George Washington University atas 208 negara dunia tentang negara paling Islami di dunia malah memunculkan semua negara kafir di kategori negara yang paling Islami. 32 negara teratas adalah negara non muslim dan negara islam yang paling atas cuma di peringkat 33 yaitu Malaysia. Itupun Malaysia sebagaimana kita tahu korupsinya masih cukup parah, penghormatan atas minoritasnya masih kurang, dan negara setengah sejahtera belum setingkat Eropa Barat atau Amerika Serikat atau Asia Timur.

Peringkat pertama negara Islami adalah Irlandia, disusul Denmark, Luxembourg, Selandia Baru, dan seterusnya.Bahwa tujuan sebuah negara itu bukan negara Islam, tapi negara yang islami haruslah disadari. Negara islami yang rahmat bagi semesta alam, yang melindungi kaum lemah, yang minim korupsi, yang amanah mengemban daulat rakyat.Sehingga tampak jelas sudah bahwa negara Islam atau yang mayoritas penduduknya Islam harus mengejar ketertinggalannya secepat mungkin. Dan juga tampak jelas bahwa keislaman tanpa disertai dengan usaha sistemik untuk mengurangi korupsi, menebarkan kesejahteraan, dan tentunya pengelolaan baitul maal (pajak) yang adil dan merata akan justru mempermalukan Islam itu sendiri, karena dalam penyelenggaraan negara tidak ada nilai-nilai Islam yang kelihatan.

Sungguh tiada berguna Alquran, Hadits, dan ribuan masjid bersahut-sahutan menyerukan Allahu Akbar jika rahmatallilalamin tak nampak dalam kehidupan sehari-hari dan negara dalam keadaan anarki. Ini tugas semua umat Islam dan penelitian ini seharusnya menjadi cambuk agar kesadaran itu membahana di dada semua umat Islam beserta para pemimpinnya yang sudah terlalu lama berbangga-bangga atas Islam tapi sejatinya menginjak-injak nilai Islami di kubangan lumpur peradaban.
Close Menu