Assiry gombal mukiyo, 18 November 2014
Kali ini, anda saya ingatkan lagi dengan kisah spektakuler dari Thomas
Alva Edison sang Penemu bola lampu pijar itu. Anda tahu berapa kali
Edison mencoba membuat agar bola lampu pijarnya bisa menyala? Konon pada
percobaan yang ke 10.000 (sepuluh ribu) kali, Edison akhirnya berhasil
membuat bola lampu pijarnya "benar-benar berpijar"...menyala terang.
Kalau kita cermati kisah Thomas Alva Edison ini, ada hal yang bisa kita
jadikan petik sebagai pelajaran kehidupan, yaitu "ketekunan" dalam
percobaan-percobaannya atau "eksperimen". Yah...Thomas Alva Edison
benar-benar seorang yang memiliki "ketekunan" dalam "eksperimen" bola
lampu pijarnya. Dia selalu melihat "sisi baik" dalam setiap percobaannya
yang gagal, dia juga menolak tegas rasa putus asa atau frustasi. Dia
memiliki keberanian mengkritisi dirinya sendiri secara konstruktif,
menyelidiki kesalahan dan kelemahannya untuk kemudian diperbaiki.
Edison telah berhasil mempelajari suatu kemunduran untuk melicinkan
jalan menuju suatu keberhasilan. Dia berhasil belajar dari "kekalahan"
kemudian melanjutkan untuk "menang" pada kesempatan berikutnya. Tuhan
mengingatkan kita dalam sebuah firman (yaitu) bagi siapa saja di
antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur. Tiap-tiap diri
bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya". Al-Muddatstsir,
ayat : 37 - 38
Maju terus. Itulah keputusan yang diambil oleh
Thomas Alva Edison, yaitu dia mengambil keputusan tepat untuk maju terus
di dalam setiap usahanya menciptakan bola lampu pijar. Apa pun yang
yang dialaminya saat proses membuat bola lampu itu, dia tetap bersikukuh
untuk melangkah maju terus pantang mundur. Kegagalan yang dialami oleh
Edison tersebut, itu hanya bermakna "kegagalan di mata orang lain"; tapi
di dalam pandangan Edison, "kegagalan" itu merupakan "kemajuan" yang
harus diraihnya sampai bola lampu pijar tersebut akhirnya benar-benar
tercipta.
Edison sangat meyakini bahwa semua tindakannya
menciptakan bola lampu itu adalah tanggung jawab pribadinya, dan dia
memutuskan untuk mengambil tanggung jawab tersebut. Manusia bebas untuk
berkehendak, mau maju atau mau mundur, itu terserah Anda, Allah tidak
akan ikut "campur tangan" di awal Anda mengambil keputusan itu.
Dalam berbagai bidang kehidupan entah sebagai apapun anda. Berkali -kali
saya memompa -mompa semangat santri -santri PSKQ, agar jangan pernah
menyerah untuk terus berkarya, terus mengasah setiap lekuk huruf baik
dari sudut lipatan kaidah kaligrafi yang tersembunyi maupun Seni Rupa
yang "njlimet" dan sulit sekalipun dalam mengekspresikan ribuan warna
dan padu -padan detail dari berbagai aliran dalam Seni Rupa.
Perbedaan antara "keberhasilan" dan "kegagalan", dapat ditemukan pada
sikap dan respons orang terhadap suatu kemunduran, keputusasaan,
kesengsaraan, kesulitan dan berbagai situasi lainnya yang jelas-jelas
mengecewakan.
Begini...dari kisah Penemu bola lampu pijar itu,
kita bisa mengambil beberapa pedoman untuk Anda jadikan pegangan dalam
membantu Anda MENGUBAH KEKALAHAN MENJADI KEMENANGAN, yaitu:
menggabungkan sifat ketekunan dengan eksperimen; memiliki "keberanian
mengkritisi diri sendiri secara konstruktif", dan "mempelajari
kemunduran untuk melicinkan jalan menuju keberhasilan"; selalu melihat
"sisi baik" dalam setiap situasi apapun; dan "berhenti menyalahkan
nasib". Selalu ingatlah, bahwa nasib itu ada di tangan manusia itu
sendiri.
Yakinlah bahwa.....Tuhan tidak akan mengubah nasib Anda,
sebelum Anda mau melakukan tindakan untuk mengubah nasib Anda lebih
dulu.
Respon Cepat